KTI CEDERA KEPALA SEDANG
9:47:00 PM
Add Comment
BAB
I
PENDAHULUAN
CEDERA KEPALA SEDANG
A.
Latar Belakang
Cendera kepala
merupakan salah satu penyebab kematian utama pada kelompok usia produktif dan
sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas (manjoer,2007)
Menurut WHO
angka kematian trauma kepala di amerika serikat 5,3 juta penduduk setiap tahun
mengalami cedera kepala menjadi penyebab utama kematian pada pasien berusia
dibawah 45 tahun dann hamper 30% dari 448 kasus (manjoer,2007)
Di Indonesia
trauma kepala merupakan penyebab utama kematian pada komulasi dibawah 45 tahun,
dan merupakan penyebab kematian nomor 4 pada seluruh populasi. Lebih dari 50%
kamatian disebabkan oleh cedera kepala dan kecelakaan kendaraan bermotor. Setiap
tahun yang mempunyai cedera kepala lebih 2 juta orang, 75000 orang diantaranya
meninggal dunia lebih dari 100,000 orang yang selamat akan mengalami disablitas
permanen. Angka kejadian cedera kepala berkisar 132-367 per 100,000 penduduk
dan kelompok populasi berusia 15-24 tahun dan diatas 60 tahun merupakan dengan
resiko tertinggi. Frekuensi cedera kepala pada laki-laki dan perempuan adalah
22,8:1 penyebab terbanyak trauma kepala adalah kenderaan bermotor, terpeleset
dan jatuh (indar wati,2012)
Hasil penelitian
angka kejadian cedera kepala selama 3 tahun ( 2010-2013 ) din rumaha sakit
zainal abiding sebanyak 3578 kasus, data yang berhasil di catat sebanyak 2836
kasus, data yang tidak lengkap 483 dan data yang hilang 259, dengan CFR 3,5%
kejadian cedera kepala ringan 1641 kasus cedera kepala sedang 1086 kasus,
cedera kepala berat 109 kasus, secara umum angka kejadian pada laki-laki
(79,8%) lebih tinggi dibandingkan perempuan (20,2%) dimana kelompok usia 18-45
tahun adalah yang tertinggi. Kecelakaan kendaraan roda dua adalah penyebab
utama cedera kepala yang tercatat di RS Zainal Abidin. Dari kasus-kasus
tersebut, jumlah terbanyak yang dilakukan operasi adalah fraktur defressi dan
cedera kepala sedang. Selain itu, di jumpai interval waktu kedatangan di IGD
sampai dimulainya operasi lebih dari 6 jam sebanyak 410 kejadian (60%) dan 273
kejadian (40%) memerlukan waktu lebih dari 6 jam. Mayoritas outcome pada pasien
cedera kepala ringan adalah baik yaitu sebesar 94,7% sedangkan outcome buruk dijumpai
pada cedera kepala sedang sebesar 5,3% (zamzami, 2013)
Menurur data
yang penulis dapatkan di dinas kesehatan aceh utara angka kejadian cedera
kepala dari januari 2014 sampai dessember 2014 yaitu 512 kasus atau 1.06 % dari
47,852 total kunjungan.
Dari hasil data
medical rumah sakit umum cut mutia kabupaten aceh utara terdapat jumlah klien
dari januari 2014 sampai desember 2014 didapatkan 112 orang penderita cedera
kepala atau 9,01% dari jumlah keseluruhan 1243 klien rawat inap rumah sakit Cut
Mutia Aceh Utara sementara setiap tahunnya penderita cedera kepala terjadi
peningkatan signifikasi dari jumlah keseluruhan pasien rawat inap tahunnya (RSU
Cut Mutia AUT 2015).
Masalah utama
pada cedera kepala gangguan rasa nyaman
dan perfusi jaringan yang berkaitan dengan nyeri karena terdapat pendarahan
atau luka lecet. Menurut hidayat (2008), kebutuhan rasa nyaman merupakan
kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan untuk kelangsungan saat istirahat,
mempertahankan.
Pemberian terapi
terhadap nyeri dalam usaha keperawatan memerlukan dasar pengetahuan tentang
factor yang mempengaruhi nyeri. Pemberian obat hingga sampai kesel dengan
proses penyutikan (Rufaidah, 2005).
Dari uraian
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa cedera kepala merupakan salah satu
penyakit yang berkaitan dengan nyeri dikarenakan gangguan perfusi jaringan yang
disebabkan pendarahan atau luka lecet. Oleh karena itu, maka penulis tertarik
untuk lebih mengenal, menangani dan memberikan asuhan keperawatan langsung
kepada penderita kebutuhan rasa nyaman dengan kasus cedera kepala dalam sebuah
karya tulis ilmiah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Tentang Nyeri Pada Tn S
Dengan Kasus Cedera Kepala Diruang Keperawatan Neurologi Rumah Sakit Umum Cut
Mutia Kabupaten Aceh Utara “
B.
Tujuan Penulis
1. Tujuan umum
Untuk
mendapatkan gambaran penjelasan tentang proses pelaksanaan asuhan keperawatan
secara komprehensif dengan kasus cedera kepala diruang neurologi Rumah Sakit
Umum Cut Mutia kabupaten aceh utara tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
Sebelum
dan sesudah melakukan asuhan keperawatan penulis mampu :
a. Melakukan pengkajian keperawatan tentang
nyeri dengan kasus cedera kepala.
b. Merumuskan diagnose tentang nyeri dengan
kasus cedera kepala.
c. Menyusun perencanaan keperawatan tentang
nyeri dengan kasus cedera kepala.
d. Melakukan implamentasi keparawatan
tentang nyeri dengan kasus cedera kepala.
e. Melakukan evaluasi keperawatan tentang
nyeri dengan kasus cedera kepala.
f. Melakukan dan melaporkan
pendokumentasian asuhann keparawatan tentang nyeri dengan kasus cedera kepala.
C.
Manfaat Penulis
1. Manfaat bagi penulis
a. Menambah pemahaman tentang suatu bagian
keilmuan khususnya kasus cedera kepala
b. Mampu menjelaskan dan memahami tentang
konsep asuhan keperawatan pada kasus cedera kepala
c. Memiliki kemampuan nantinya dalam asuhan
keperawatan secara nyata pada kasus cedera kepala
2. Manfaat bagi pasien
a. Terjaminnya kualitas asuhan keperawatan
yang diberikan.
b. Adanya kapasitas terhadap tindakan yang
akan dilakukan dalam keperawatannya
D.
Metode Penulisan
Dalam penyusunan
proposal ini penulis menggunakan metode deskriptif. Deskriptif adalah metode
yang menguraikan tentang cara melakukan asuhan keperawatan dan cara mendapatkan
sumber dan referensi untuk menuliskan karya tulis ilmiah, sedangkan teknik
pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu dengan tinjauan studi yang meliputi
:
1. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan ini dilakukan
dengan cara mempelajari dan memahami literature-literatur yang bersifat
teoritis befrdasarkan pendapat para ahli yang ada kaitannya dengan judul
yang penulis bahas.
2. Studi kasus
Dalam kasus ini penulis langsung
mengamati, mempelajari tentang asuhan keperawatan pada kasus cedera kepala,
dengan cara :
a. Ditujukan pada klien, keluarga dan
perawat lainnya dari hasil wawancara penulis mendapatkan data tentang riwayat
kesehatan klien, kesehatan keluarga dan pola kebiasaan.
b. Pengamatan / observasi
Mengamati keadaan terhadap proses
perjalanan penyakit serta gejala-gejala/ keluhan-keluhan yang mungkinn timbul
untuk mendapatkan data.
c. Pemeriksaan fisik
Pada tahap pengkajian dilakukan
pemeriksaan fisik yang mengacu pada inspeksi, palpasi, perkusi, dan aukultrasi.
d. Dokumentasi
Pendukumentasian yang penulis
lakukan dengan mendapatkan dari hasil pencatatan medis dan catatan perkembangan
klien di ruangan.
E.
Sistematika Penulis
Dalam karya
tulis ilmiah penulis susunkan secara sistematis dalam 4 bab sebagai berikut :
BAB I: pendahuluan,
bab ini terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II: laporan
kasus tentang konsep asuhan keperawatan tentang nyeri
BAB III: pembahasan,
bab ini menjelaskan tentang pengkajian, diagnosa Keperawatan, perencanaan,
implementasi dan evaluasi.
BAB
IV:
penutup, bab ini hanya pengutup kesimpulan dan memberi saran.
Pada akhir karya
tulis limiah ini penulis mencantumkan juga daftar pustaka, dan daftar
konsultasi serta biodata penulis.
BAB II
LAPORAN KHUSUS CEDERA KEPALA SEDANG
A.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Tentang Nyeri
1. Pengertian
Nyeri
dapat diartikan sebagai suatu sensasi yang tidak menyenangkan baik secara
sensori maupun secara emosional yang berhubungan dengan adanya kerusakan jaringan atau faktor lain. Sehingga
individu merasa tersiksa, menderita yang akhirnya akan mengganggu aktivitas
sehari-hari dan lain-lainnya (asmadi, 2012).
2. Klasifikasi nyeri
Menurut
Asmadi (2012) klasifikasi nyeri secara umum di bagi menjadi dua bagian :
a. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul
secara mendadak dan cepat hilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan di tandai
dengan adanya peningkatan tegangan otot.
b. Nyeri kronis merukan nyeri yang timbul
secara berlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu yang cukup lama yaitu
lebih dari 6 bulan.
3. Faktor yang mempengaruhi nyeri antara
lain sebagai berikut :
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Kebudayaan
d. Perhatian
e. Ansientas, sering meningkatkan persepsi
f. Keletihan
g. Pengalaman nyeri
h. Dukungan keluarga dan sosial
4. Mekanisme nyeri
Menurut
Asmadi (2012) ada beberapa teori yang menjelaskan mekanisme transmisi nyeri,
teori tersebut diantaranya :
a. Teori spesifik
Otak menerima informasi mengenai
objek eksternal dan struktur tubuh melalui saraf sensori.
b. Teori intensitas
Nyeri adalah hasil rangsangan yang
berlebihan
c. Teori kontrol pintu
Teori ini menjelaskan mekanisme
trasmini nyeri kegiatannya tergantung pada saraf-saraf eferen berdiameter besar
atau kecil yang berpengaruhi sel saraf.
5. Upaya mengatasi nyeri
Menurut
Asmadi (2012) upaya untuk mengatasi nyeri antara lain sebagai berikut :
a. Distraksi
Distraksi adalah mengalihkan klien
dari nyeri teknik distraksi yang dapat dilakukan.
1)
Bernafas
lambat dan berirama secara teratur
2)
Mendengarkan
music
3)
Mendorong
untuk menghayal
4)
Pujian
b. Teknik relaksasi
teknik ini didasarkan kepada
keyakinan bahwa tubuh berespon pada ansietas yang merangsang pikiran. Hal utama
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan teknik relaksasi adalah klien dengan posisi
yang nyaman.
c. Hipnotis
Hipnotis adalah suatu teknik yang
menghasilkan suatu keadaan tidak sadar diri.
d. Obat analgesik
Obat analgesik mengurangi persepsi
seorang tentang rasa nyeri.
6. Skala nyeri
Menurut
Asmadi (2012) untuk mengatur skala nyeri adalah sebagai berikut :
7. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
Menurut hidayat (2009) pengkajian pada masalah nyeri
yang dapat dilakukan adalah adanya riwayat nyeri, keluhan nyeri seperti lokasi
nyeri, intensitas nyeri, kualitas dan waktu serangan, pengkajian dapat
dilakukan dengan cara PQRST.
1. P (pemacu) yaitu fakta yang mempengaruhi
nyeri
2. Q (quality) dari nyeri, seperti apakah
rasa tajam, tumpul atau tersayat.
3. R (region) yaitu dengan perjalanan nyeri
4. S (severity) adalah keparahan atau
intersitas nyeri
5. T (time) adalah lama/waktu serangan atau
efekuensi nyeri
b. Masalah/diagnosa keperawatan
Menurut Ardian Syah (2012) diagnose keperawatan yang
muncul pada klien cedera kepala sebagai berikut :
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan
dengan peningkatan tekanan intracranial.
2. Resiko pola pernafasan tidak efektif
tidak berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler.
c. Perencanaan dan rasional
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan
dengan peningkatan tekanan intracranial.
Perencanaan
|
Rasional
|
1. Berikan informasi tentang nyeri,
penyebab nyeri,berapa lama akan berlangsung atau aktivitas yang dapat
menimbulkan nyeri.
2. Ajarkan teknik nonfarmakologi
3. Batasi aktivitas yang menimbulkan
nyeri
4. Berikan analgesik sesuai dosis
5. Ciptakan lingkungan yang tenang dan
nyaman
6. Kaji keadaan umum klien
7. Berikan klien posisi yang nyaman
|
1. Menurunkan stress dan cemas pada klien
dan keluarga
2. Salah satu alternatif yang dapat
digunakan untuk menurunkan atau menimalkan nyeri.
3. Mencegah terjadinya peningkatan nyeri
pada klien
4. Menimalkan dan mengurangi nyeri pada
klien
5. Membantu untuk menurunkan rangsangan
simpatis, meningkatkan relaksasi
6. Mengetahui keluhan yang dirasakan
pasien dan mempermudah intevensi selajutnya
7. Memberikan kemudahan klien dalam
bernafas dan memberikan rasa nyaman
|
2. Rasio tinggi pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan kerusakan neurovakuler.
Perencanaan
|
Rasional
|
1. Kaji keluhan TTV
2. Auskultrasi bunyi nafas, evekuensi,
irama dan kedalaman pernafasan
3. Berikan klien posisi yang nyaman
4. Anjurkan klien batuk efektif melakukan
nafas dalam jika klien sadar
5. Lakukan penghisapan slym dengan
hati-hati
6. Lakukan clapping dan vibrasi pada
klien terutama pada area punggung
7. Kelaborasi dengan dokter dalam
pemberian oksigen
|
1. Mengetahui keadaan umum dan standar
untuk menentukan intervensi selanjutnya
2. Perubahan dapat menandakan luas
ketelibatan otak
3. Memberikan kemudahan klien dalam
bernafas dan memberikan rasa nyaman
4. Mencegah dan menurunkan atelektasis
5. Penghisapan slym pada raksostomi lebih
dalam dapat menyebabkan hypoksia
6. Agar klien rileks dan nyaman
7. Oksigen memberi klien dalam bernafas
|
B.
Asuhan keparawana pada kasus tentang nyeri
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Tn. S umur 20 tahun, suku Aceh,
beragama Islam, pendidikan SMA. Jenis kelamin laki-laki pekerjaan pelajar
bertempat tinggal di desa kuala kecamatan blang mangat masuk RS pada hari rabu,
tanggal 02 september 2015 dengan nomor register 06-96-87 klien tiba di rumah
sakit dengan ambulance BB 45 KG tindakan yang dilakukan adalah mengatur vital
sign, TD : 100/60 mmhg pols : 24x1 menit suhu tubuh 37 ‘C RR 20x per menit
klien saat lelah diagnosa cedera kepala ringan.
b. Keluhan utama
Klien mengalami sakit kepala,
lemas, dan muntah-muntah
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan saat ini
Klien saat ini masih mengalami
sakit kepala dan lemas
2) Riwayat kesehatan sebelumnya
Klien mengatakan sebelumnya tidak
merasakan sakit kepala dan lemas
3) Riwayat penyakit keluarga
Keluarga mengatakan tidak pernah
mengalami hal yang sama seperti klien
d. Pola pemenuhan kebutuhan dasar
1) Pola nyeri
Klien sebelumnyan datangb kerumah
sakit tidak pernah merasakan nyeri. Dan bias melakuakn aktivitas seperti
biasanya. Setelah dikaji klien merasakan nyeri dikepala, skala nyeri 7 ditandai
pasien menangis, nyeri sering terjadi pada malam hari, lama nyeri 2-3 menit,
pola nyeri dapat dilakukan dengan cara PQRST
1. P (pemacu) yaitu faktor yang
mempengaruhi nyeri
2. Q (quality) dari nyeri, seperti apakah
rasa tajam, tumpul atau tersayat
3. R (resional) yaitu daerah perjalanan
nyeri
4. S (severity) yaitu keparahan atau intensitas
nyeri
5. T (time) adalah lama/waktu serangan atau
frekuensi nyeri
2) Pola nutrisi
Klien secara umum kurus, nafsu
makan selama sakit menurun, porsi makan yang dihabiskan Cuma setengah sehingga
klien mengalami penurunan berat kurang lebihb 2kg (45 kg menjadi 43 kg)
3) Pola kardiovaskuler
Tekanan darah 100/60 mmhg, pols
24x/menit, irama jantung reguler (teratur) dan bunyi jantung normal.
4) Pola muskuloskeleta
Kemampuan pergerakan sendi kekuatan
otot klien bebas, kulit danpak kering, tugor baik dan tidak dapat edema.
5) Pola perkemihan
Klien mengatakan BAK biasanya 4 x
sehari dengan warna kuning keruh dan selama di rawat di RS kebiasaan BAK tidak
berubah
6) Pola pernapasan
Polan napas : nafas datar dan
teratur dengan frekuensi pernapasan 18 x / menit suara napas bersih secret dan batuk tidak
ada.
7) Pola persarafan
Selama dirawat di RS klien masih
mengenal orang disekeliling klien juga tahu dimana klien sekarang berada
kesadaran compos metis (CM). pupil isokor dan ada reaksi, pendengaran : tidak
ada masalah pada pendengaran, penciuman : normal
e. Hasil pemeriksaan
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum pasien lemas,
kesadaran compos metis, tekanan darah 100/60 mmhg, pols 24 x / menit, suhu
tubuh 37’C dan RR 20 x / menit.
2) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada Tn. S
Kepala : rambut lurus, kondisinya bersih, kepala belakang
terluka dan ada benjolan.
Mata : konjungtiva, normal, dan dapat melihat dengan
jelas.
Hidung : tidak ada kelainan, tidak ada rensit, dan tidak ada
gangguan penciuman.
Mulut : mukosa mulut bersih, bibir kering, gigi lengkap.
Leher : tidak ada benjolan dan dapst digerakkan kesegala
arah.
Dada : tidak ada kelainan.
Abdomen : tidalm ada distensi abdomen, tidak benjolan.
TTV :
TD 100/60 mmhg, pols 24x / menit, dan suhu tubuh 37’C
3) Pemeriksaan penunjang
Tanggal pemeriksaan 02 september
2015, pemeriksaan hemoglobin 12,29 (normal 12-16,9/dl) eriktosik 3,2 (normal
3,9-4,6)
4) Terapi/pelaksanaan medis
RL 20 tetes /menit obat injeksi
ranitidine 12 jam, dan keterolat 10mp/12 jam, ondansteron 1mp/12 jam.
2. Analisa Data
Data
|
Penyebab
|
Masalah
|
Ds : klien mengatakan
Sakit kepala, lemah, muntah
Do : klien terlihat
lemah dan
Menahan sakit kepala
Skala nyeri 6
TTV : TD 100/60 mmhg,
pols
24x/menit RR 20x/menit dan suhu
tubuh 37’C
|
Peningkatan kranial
|
Nyeri
|
3. Diagnosa keperawatan
Adapun diagnosan
keperawatan yang terjadi dan disusun menurut prioritas adalah :
a) Asuhan keperawatan tentang nyeri
berhubungan dengan tekanan intra kranial.
4.
Tabel 2.2. Perencanaan
|
Diagnosa
|
Kriteria hasil
|
Perencanaan
|
Rasional
|
Asuhan keperawatan tentang nyeri berhubungan
dengan intra kranial
|
Sakit kepala berkurang
|
1. Berikan informasi tentang nyeri,
penyebab nyeri atau aktivitas yang menyebabkan nyeri
2. Batasi aktivitas yang menyebabkan
nyeri
3. Berikan amalgosik sesuai dosis
4. Menciptakan lingkungan yang tenang dan
nyaman
5. Kaji keadaan umum
6. Berikan posisi klien senyaman mungkin.
|
1. Menurunkan stress dan cemas pada klien
dan keluarga
2. Mencegah terjadinya peningkatan nyeri
pada klien
3. Meminimalkan dan mengurangi nyeri pada
klien
4. Membantu untuk menurunkan rangsangan
5. Mengetahui keluhan yang di sarankan
klien
6. Memberikan kemudahanklien dalam
bernapas
|
5. Implementasi dan evaluasi
No/tgl
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
Paraf
|
1,
02.09.2015
2,
|
1.Mengajuka teknik relaksasi : tarik
napas dalam
2.Membatasi aktivitas yang menyebabkan
nyeri.
3.Kolaborasi pemberian obat
4.Meciptakan lingkungan yang aman dan
nyaman
5.Kaji keadaan umum klien
|
1. Nyeri yang dirasakan klien berkurang
2. Klien dapat diberistirahat
3. Klien terlihat tenang dan nyaman
4. Keadaan umum klien lemah
|
|
BAB III
PEMBAHASAN CEDERA KEPALA
Dalam
bab pembahasan inin penulis membahas tentang hasil kassu yang telah penulis
uraikan pada bab-bab sebelumnya yang meliputi ruang lingkup persamaan peran
atau kesenjangan melalui perbandingan antara tinjauan teoritis dengan
kenyataannya yang ada pada tinjauan kasus, agar pembahasan lebih sistematis
maka penulis memproses langkah-langkah proses keperawatan yang meliputi
pengkajian, diagnosa, intervensi, perencanaan implementasi evaluasi.
A. Pengkajian
Pengkajian pada
tinjauan teoritis dengan kebutuhan rasa nyaman (nyeri) didapatkan pada kasus
cedera kepala ringan adalah masalah nyeri. Dari pengkajian penulis mendapatkan
data pada Tn. S umur 20 tahun, suku sileh : beragama islam, pendidikan SMA
jenis kelamin : laki-laki pekerjaan wiraswasta, bertempat di desa kuala kec.
Blang Mangat masuk RS pada hari rabu pada tanggal 02 septembefr 2015 dengan
nomorn regestrasi 06-96-87 klien tiba d I RS dengan mobil ambulance tindakan
yang pertama dilakukan mengeluarkan tanda-tanda vital TD : 100/60 mmhg pols
24x/menit suhu tubuh 37’C RR 20x/menit BB 54kg
B. Diagnosa keperawatan
Pada tinjauan
teoritis diagnose yang timbul pada kasus cedera kepala dengan ganggua rasa
nyaman (nyeri) peningkatan intra kranial, dan resiko tinggi pola napas
berhubungan dengan kerusakan neorovakules
Pada tinjauan
kasus penulis menegakkan diagnosa keperawatan pada Tn. S dengan kasus cedera
kepala dengan kebutuhan rasa nyaman (nyeri) dan menganalisa data yang telah
didapatkan pada pengkajian baik data subjektif maupun objektif diagnosanya
adalah gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan peningkatan tekanan
intra kranial.
Pada diagnosa
keperawatan yang penulis tegakkan pada Tn. S densan kasus cedera kepala dengan
masalah kebutuhan rasa nyaman (nyeri) terdapat perbedaan antara tinjauan
teoritis dan tujuan kasus, pada tinjauan kasus tidak terdapat resiko yang
tinggi pola napas tidak teratur berhubungan dengan kerusakan neoramarkules
kemungkinan tidak terdapat diagnosa tersebut karena penulis tidak mendapatkan
tanda-tanda pada Tn. S
C. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan pada
tinjauan kasus yang penulis rencanakan pada Tn. S dengan adalah sama dengan
rencana intervensi yang terdapat pada tinjauan teori karena praktek keperawatan
dapat di anggap professional. Maka tinjauan pada kasus harus sesuai dengan
tinjauan teori asuhan keperawatan pada Tn. S dengan cedera kepala dengan
kebutuhan rasa nyaman (nyeri) tetapi tidak sepenuhnya intervensi yang ada pada
tinjauan teori dapat dilaksanakan pada tinjauan kasus ini dikarenakan
terkantung pada keadaan kondisi dan juga ketidak sediaan atau ketidak adanya
fasilitas di rumah sakit tersebut.
D.
Penatalaksanaan keperawatan
Dalam hal pelaksanaan
asuhan keperawatan yang telah direncanakan penulis mengusahakan untuk tidak
menyimpang dengan landasan teori. Adapun pelaksanaan yang telah penulis
laksanakan tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya dengan apa yang telah penulis
rencanakan tetapi penulis dapat memotifikasikan pelaksanaan yang telah
dilaksanakan dengan menyesuaikan situasi dan kondisi pasien. Hal ini disebabkan
karena daerah eksternal internal akan tetapi pelaksanaan yang telah penulis
laksanakan berjalan dengan berkat kerja sama yang baik antara perawat ruangan
dengan keluarga pasien.
E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan
untuk mengetahui hasil dari suatu tindakan asuhan keperawatan dari hasil
evaluasi dapat diketahui bahwa sudah sepenuhnya tercapai pemecah masalah
berdasarkan hasil evaluasi dari diagnosa gangguan rasa nyaman (nyeri)
berhubungan dengan peningkatan intra kranial masalah teratasi sebagai
intervensi dilajutkan oleh dokter.
0 Response to "KTI CEDERA KEPALA SEDANG"
Post a Comment