-->

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA



A.    Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan  (Setiadi,2008).
Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena hubungandarah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing, menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Bailon dan        ( Maglaya, 1989 dalam  Setiadi,2008).
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social diri tiap anggota keluarga (Duval dan logan,1986 dalam Setiadi,2008).
Dari tiga difinisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa keluarga adalah :
a.       Unit terkecil dari masyarakat.
b.      Terdiri atas dua orang atau lebih.
c.       Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.
d.      Hidup dalam satu rumah tangga.
e.       Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga.
f.       Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.
g.      Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
h.      Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.   
 
B.     Tipe Keluarga
Dalam  (Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu :
a.       Tipe Keluarga Tradisional
1.      Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
2.      Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu,paman, bibi dan sebagainya.
3.      Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak.
4.      “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapatdisebabkan oleh perceraian atau kematian.
5.      “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah).
b.      Tipe Keluarga Non Tradisional
1.      The Unmarriedteenege mather, adalah keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2.      The Stepparent Family adalah keluarga dengan orang tua tiri.
3.      Commune Family adalah beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama.
4.      The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family adalah keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5.      Gay And Lesbian Family adalah seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami – istri (marital partners).
6.      Cohibiting Couple adalah orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
7.      Group-Marriage Family adalah beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8.      Group Network Family adalah keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai-nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan anaknya.
9.      Foster Family adalah keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluargayang aslinya.
10.  Homeless Family adalah keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11.  Gang adalah sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.

C.    Struktur Keluarga
Dalam  (Setiadi,2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantarannya adalah :
a.        Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak  saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b.      Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c.       Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah istri.
d.      Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah suami.
e.       Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembina keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

D.    Fungsi keluarga
Dalam  (Setiadi,2008)  fungsi keluarga adalah beberapa fungsi yang dapat
dijalankan  keluarga sebagai berikut :       
a.       Fungsi Biologis
1.      Untuk meneruskan keturunan.
2.      Memelihara dan membesarkan anak.
3.      Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4.      Memelihara dan merawat anggota keluarga
b.      Fungsi Psikologis
1.      Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2.      Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
3.      Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
4.      Memberikan identitas keluarga.
c.       Fungsi Sosialisasi
1.      Membina sosial pada anak.
2.      Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
3.      Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
4.      Fungsi Ekonomi.
5.      Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhankeluarga.
6.      Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
7.      Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masayang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.


d.      Fungsi pendidikan
1.      Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
2.      Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai  orang dewasa.
3.      Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Menurut Effendy, (1998) dalam  (Setiadi,2008) dari berbagai fungsi  diatas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah :
a.       Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b.      Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosila dan spiritual.
c.       Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mendiri dalam mempersiapkan masa depannya.

E.     Peran Keluarga
Dalam  (Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a.       Peranan ayah : ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungan.
b.      Peranan ibu :  sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
c.       Peranan anak : anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spriritual.
F.     Tahap Perkembangan Keluarga
Menurut Duval (1985) dalam  (Setiadi,2008), membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan, yaitu:
a.       Keluarga Baru (Berganning Family) Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1.      Membina hubungan intim yang memuaskan.
2.      Menetapkan tujuan bersama.
3.      Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
4.      Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5.      Persiapan menjadi orang tua.
6.      Memahami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua).
b.      Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing). Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 % tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :
1.      Suami merasa diabaikan.
2.      Peningkatan perselisihan dan argument.
3.      Interupsi dalam jadwal kontinu.
4.      Kehidupan seksual dan social terganggu dan menurun.
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1.      Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan).
2.      Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3.      Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan).
4.      Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
5.      Konseling KB post partum 6 minggu.
6.      Menata ruang untuk anak.
7.      Biaya / dana Child Bearing.
8.      Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
9.      Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
c.       Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1.      Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
2.      Membantu anak bersosialisasi.
3.      Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.
4.      Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
5.      Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
6.      Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak.
d.      Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1.      Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas.
2.      Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
3.      Menyediakan aktivitas untuk anak.
4.      Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak. Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.
e.       Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada say ini adalah :
1.      Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi).
2.      Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep komunikasi).
3.      Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
4.      Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f.       Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1.      Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2.      Mempertahankan keintiman.
3.      Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
4.      Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.
5.      Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
6.      Berperan suami – istri kakek dan nenek.
7.      Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak- anaknya.
g.      Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1.      Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat social dan waktu santai.
2.      Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.
3.      Keakrapan dengan pasangan.
4.      Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
5.      Persiapan masa tua/ pension.
h.      Keluarga Lanjut Usia.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1.      Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.
2.      Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.
3.      Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4.      Melakukan life review masa lalu.

G.     Asuhan Keperawatan Keluarga
a.       Pengkajian
Pengkajian  adalah  sekumpulan  tindakan  yang  digunakan  oleh  perawat  untuk mengukur  keadaan  klien  (keluarga)  dengan  menangani  norma-norma  kesehatan keluarga  maupun  sosial,  yang  merupakan  system  terintegrasi  dan  kesanggupan keluarga untuk mengatasinya. (Eendy, 1998).
Pengumpulan data  dalam  pengkajian  dilakukan  dengan wawancara,  observasi,  dan pemeriksaan  fisik  dan  studi  dokumentasi.  Pengkajian  asuhan  keperawatan  keluarga menurut teori/model  Family  Centre Nursing  Friedman (1988),  meliputi  7 komponen pengkajian yaitu :
1.      Data Umum
a)      Identitas kepala keluarga
b)      Komposisi anggota keluarga
c)      Genogram
d)     Tipe keluarga
e)      Suku bangsa
f)       Agama
g)      Status sosial ekonomi keluarga
2.      Aktifitas rekreasi keluarga
a)      Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
b)      Tahap perkembangan keluarga saat ini
c)      Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
d)     Riwayat keluarga inti
e)      Riwayat keluarga sebelumnya
3.      Lingkungan
a)      Karakteristik rumah
b)      Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
c)      Mobilitas geografis keluarga
d)     Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e)      System pendukung keluarga
4.      Struktur keluarga
a)      Pola komunikasi keluarga
b)      Struktur kekuatan keluarga
c)      Struktur peran (formal dan informal)
d)     Nilai dan norma keluarga
5.      Fungsi keluarga
a)      Fungsi afektif
b)      Fungsi sosialisasi
c)      Fungsi perawatan kesehatan
6.      Stress dan koping keluarga
a)      Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan keluarga.
b)      Respon keluarga terhadap stress
c)      Strategi koping yang digunakan
d)     Strategi adaptasi yang disfungsional
7.      Pemeriksaan fisik
a)      Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
b)      Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
c)      Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik
8.      Harapan keluarga
a)      Terhadap masalah kesehatan keluarga
b)      Terhadap petugas kesehatan yang ada
Ada beberapa tahap  yang perlu  dilakukan  saat  pengkajian  menurut Supraji  (2004), yaitu:
1.      Membina hubungan baik
Dalam membina hubungan yang baik, hal yang perlu dilakukan antara lain, perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah tamah, menjelaskan tujuan kunjungan, meyakinkan  keluarga  bahwa  kehadiran  perawat  adalah  menyelesaikan  masalah kesehatan  yang  ada  di  keluarga,  menjelaskan  luas  kesanggupan  bantuan  perawat yang dapat dilakukan, menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain  yang ada di keluarga.
2.      Pengkajian awal
Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan kesehatan yang dilakukan.
3.      Pengkajian lanjutan (tahap kedua)
Pengkajian  lanjutan  adalah  tahap  pengkajian  untuk  memperoleh  data  yang  lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal. Disini  perawat  perlu  mengungkapkan  keadaan  keluarga  hingga  penyebab  dari masalah kesehatan yang penting dan paling dasar.
b.      Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan menggambarkan respons  manusia.  Dimana  keadaan  sehat  atau  perubahan  pola  interaksi potensial/actual  dari  individu  atau  kelompok  dimana  perawat  dapat  menyusun intervensi-intervensi  definitive  untuk  mempertahankan  status  kesehatan  atau  untuk mencegah perubahan (Carpenito, 2000).
Untuk menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu:
1.      Anallisa data
Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian dibandingkan dengan standar normal sehingga didapatkan masalah keperawatan.
2.      Perumusan diagnosa keperawatan
Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi:
a)      Manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.
b)      Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif.
c)      Perawat  dari  keluarga  secara  langsung  atau  tidak  langsung  atau  tidak  yang mendukung masalah dan penyebab. Dalam  penyusunan  masalah  kesehatan  dalam  perawatan  keluarga  mengacu  pada tipologi diagnosis keperawatan keluarga yang dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1)      Diagnosa sehat/Wellness/potensial
Yaitu  keadaan  sejahtera  dari  keluarga  ketika  telah  mampu  memenuhi  kebutuhan kesehatannya  dan  mempunyai  sumber  penunjang  kesehatan  yang  memungkinkan dapat  digunakan.  Perumusan  diagnosa  potensial  ini  hanya  terdiri  dari  komponen Problem (P) saja dan sign /symptom (S) tanpa etiologi (E).
2)      Diagnosa ancaman/risiko
Yaitu masalah keperawatan yang belum terjadi. Diagnosa ini dapat menjadi masalah actual  bila  tidak  segera  ditanggulangi.  Perumusan  diagnosa  risiko  ini  terdiri  dari komponen problem (P), etiologi (E), sign/symptom (S).
3)      Diagnosa nyata/actual/gangguan
Yaitu  masalah  keperawatan  yang  sedang  dijalani  oleh  keluarga  dan  memerlukn bantuan dengan cepat. Perumusan diagnosa actual terdiri  dari problem (P),  etiologi (E), dan sign/symptom (S). Perumusan  problem  (P)  merupakan  respons  terhadap  gangguan  pemenuhan kebutuhan  dasar.  Sedangkan  etiologi  mengacu  pada  5  tugas  keluarga.
3.      Perencanaan
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaporkan  dalam  memecahkan  masalah  kesehatan  dan  keperawatan  yang  telah diidentifikasi (Efendy,1998).
Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2004).
a)      Skala prioritas
Prioritas  didasarkan  pada  diagnosis  keperawatan  yang  mempunyai skor  tinggi  dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Dalam menyusun prioritas masalah  kesehatan  dan  keperawatan  keluarga  harus  didasarkan  beberapa  criteria sebagai berikut :
1)      Sifat masalah (actual, risiko, potensial)
2)      Kemungkinan masalah dapat diubah.
3)      Potensi masalah untuk dicegah.
4)      Menonjolnya masalah.
Skoring  dilakukan  bila  perawat  merumuskan diagnosa  keperawatan  telah  dari  satu proses skoring  menggunakan skala  yang telah  dirumuskan oleh  Bailon  dan Maglay (1978) dalam Effendy (1998).
1.      Kriteria :
Bobot
Skor
2.      Sifat masalah :
Aktual         = 3
Risiko         = 2
Potensial     = 1
3.      Kemungkinan masalah untuk dipecahkan
Mudah         = 2
Sebagian     = 1
Tidak dapat = 0
4.      Potensi masalah untuk dicegah
Tinggi         = 3
Cukup         = 2
Rendah       = 1
5.      Menonjolnya masalah
Segera diatasi = 2
Tidak segera diatasi = 1
Tidak dirasakan adanya masalah = 0
Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :
a.       Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat
b.      Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan bobot
c.       Jumlahkan skor untuk semua criteria
d.      Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5)
4.      Rencana
Langkah  pertama  yang  dilakukan  adalah  merumuskan  tujuan  keperawatan.  Tujuan dirumuskan  untuk  mengetahui  atau  mengatasi  serta  meminimalkan  stressor  dan intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk memperkuat  garis  pertahanan  fleksibel,  pencegahan  sekunder  untuk  memperkuat garis  pertahanan  sekunder,  dan  pencegahan  tersier  untuk  memperkuat  garis pertahanan  tersier  (Anderson  &  Fallune,  2000).
Tujuan terdiri  dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang  mengacu  pada  bagaimana  mengatasi  problem/masalah  (P)  di  keluarga. Sedangkan  penetapan  tujuan  jangka  pendek  mengacu pada  bagaimana  mengatasi etiologi yang berorientasi pada lima tugas keluarga. Adapun  bentuk  tindakan  yang  akan  dilakukan  dalam  intervensi  nantinya  adalah sebagai berikut :
a)      Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai masalah.
b)      Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum diketahui dan meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang salah.
c)      Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga tentang faktor-faktor penyebab, tanda dan gejala, cara menangani, cara perawatan, cara mendapatkan pelayanan kesehatan dan pentingnya pengobatan secara teratur.
d)     Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk kesehatan.
e)      Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.
f)       Pelaksanaan, pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga yaitu:
1)      Sumber daya keluarga.
2)      Tingkat pendidikan keluarga.
3)      Adat istiadat yang berlaku.
4)      Respon dan penerimaan keluarga.
5)      Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga
5.      Evaluasi
Evaluasi  merupakan  kegiatan  membandingkan  antara  hasil  implementasi  dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Kerangka kerja  valuasi  sudah  terkandung  dalam  rencana  perawatan  jika  secara  jelas  telah digambarkan  tujuan  perilaku  yang  spesifik  maka  hal  ini  dapat  berfungsi  sebagai criteria  evaluasi  bagi  tingkat  aktivitas  yang  telah  dicapai  (Friedman,1998).
Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :
S    : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh  keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O  :  keadaan  obyektif  yang  dapat  diidentifikasi  oleh  perawat  menggunakan pengamatan  yang  obyektif.
A   : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan obyektif.
P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis (Suprajitno,2004)



DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Sagung Seto

Allender,  JA  & Spradley,  B.  W.  2001.  Community  as  Partner,  Theory  and  Practice

Nursing. Philadelpia : Lippincott

Anderson.E.T  &  Mc.Farlane.J.M.2000.Community  Health  and  Nursing,  Concept  and Practice. Lippincott : California,

Carpenitti, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta :EGC

Effendy,N.1998.Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta :EGC

Friedman,M.M.1998.Family  Nursing  Research  Theory  and  Practice,4th
Edition.Connecticut  :  Aplenton

Iqbal,Wahit dkk.2005.Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam Praktek.

Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga.Jakarta : EGC

Suprajitno.2004.Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek.Jakarta :EGC

Wright dan Leakey.1984.Penderita Obesitas.Jakarta : PT Pustaka Raya

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel