ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Bpk. M.Y TERUTAMA Bpk. M.Y DENGAN PASCA STROKE
8:42:00 AM
1 Comment
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA
Bpk. M.Y TERUTAMA
Bpk. M.Y
DENGAN PASCA STROKE
Pada bab
ini penulis akan menyajikan data tentang asuhan keperawatan keluarga yang telah
penulis laksanakan mulai dari tanggal 4 Mei sampai dengan 12 Mei 2014 melalui
peninjauan langsung pada keluarga Bpk. M.Y terutama Bpk. M.Y yang mengalami masalah pasca stroke di desa Baloy Kecamatan Blang Mangat
Kota Lhokseumawe.
Baca Juga : ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Bpk. B TERUTAMA Ibu. R DENGAN MASALAH KESEHATAN GASTRITIS
A. Pengkajian Keluarga
1. Data Umum
a.
Kepala Keluarga (KK) :
Bpk. M.Y
b.
Alamat Dan Telepon :
Baloy, Dusun tunong
c.
Umur :
50 tahun
d.
Pekerjaan : Petani
e.
Pendidikan Kepala Keluarga : SD
f.
Komposisi Keluarga
Tabel 3.1 komposisi keluarga Bpk. M.Y
No
|
Nama
|
Jenis
|
Hubungan keluarga kepala
keluarga
|
Umur (tahun)
|
Pendidikan
|
1
|
Bpk. M.Y
|
L
|
Suami/KK
|
50
|
SD
|
2
|
Ibu M
|
P
|
Istri
|
45
|
SMP
|
3
|
An. Mu
|
L
|
Anak
|
23
|
SMA
|
4
|
An. S
|
P
|
Anak
|
20
|
SMP
|
5
|
An. Ma
|
P
|
Anak
|
18
|
SMA
|
g.
Tipe Keluarga :
Keluarga inti
h. Suku Bangsa
: Aceh
i. Status Sosial
Ekonomi
Bpk. M.Y mengatakan
penghasilan anaknya sebagai petani belum dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari
karena anaknya juga jarang pulang ke rumah karena dua anaknya berada di dayah,
lebih-lebih lagi Bpk. M.Y sudah tidak bekerja karena gangguan penglihatan dan
menderita hemeperesis tangan dan kaki kanan pasca stroke 4 tahun yang lalu.
j. Aktivitas
Rekreasi Keluarga
Keluarga Bpk. M.Y berekreasi
setahun hanya beberapa kali dengan tujuan berlibur sambil pulang kampung
istrinya namun semenjak 4 tahun terakhir ini sudah jarang hal itu dilakukan
karena Bpk. M.Y mengalami sakit
dan mengalami hambatan mobilitas fisik.
2.
Riwayat Dan Tahap Perkembangan
Keluarga
a. Tahap
Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga
dengan tahap anak usia dewasa, dengan tugas keluarga:
1)
Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti
menjadi besar.
2)
Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di
masyarakat.
3)
Penataan kembali peran orang tua dirumah.
4)
Mempertahankan keintiman pasangan.
b.
Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Untuk saat ini belum ada tugas keluarga yang belum
terpenuhi karena usia anak tertua baru memasuki dewasa sehingga keluarga masih
mempertimbangkan anaknya mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat. Namum
sebagai orang tua Bpk. M.Y belum
mampu memenuhi kebutuhan pendidikan yang lebih tinggi untuk anak-anaknya.
c.
Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
Bpk. M.Y
mengalami kelumpuhan sebagian
badan akibat pasca stroke 4 tahun yang lalu dengan kondisi saat ini, Bpk. M.Y sering
sakit kepala (Nyeri yang dirasakan berdenyut , nyeri dirasakan
saat bangun tidur, nyeri dirasakan di daerah tengkuk, skala nyeri 7 (skala nyeri sedang) dan terjadi di
pagi dan malam hari) tidur
tidak nyenyak, tidak dapat bergerak dengan bebas, dan mudah berkeringat dan
tampak gelisah namun tidak ada anggota keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan
pemeliharaan kesehatan Bpk. M.Y.
d.
Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Dari pengakuan
keluarga tidak ada anggota keluarga sebelumnya yang mengalami stroke atau
penyakit yang berisiko menimbulkan stroke seperti hipertensi, diabetes, maupun
kolesterol.
3. Data Lingkungan
a.
Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati keluarga Bpk. M.Y adalah
milik pribadi dengan tipe rumah permanen dengan luas 6x7 m2 dan
berlantai keramik di dalam rumah ada 3 kamar dengan ventilasi yang bagus namun
jarang di buka, keadaan rumah bersih, SPAL dengan kondisi bersih, sumber air
bersih dari sumur dengan warna keruh, dan sumber air minum berasal dari air
mineral isi ulang.
b.
Karakteristik Tetangga Dan Komunitasnya
Keluarga Bpk.
M.Y tinggal
di dusun Tunong desa baloy, kecamatan Blang Mangat dengan sebagian tetangganya
merupakan saudara kandung dari Bpk. M.Y
dan hampir semua tetangganya
berprofesi sebagai petani. Tetangga Bpk. M.Y sudah mengetahui
kondisi kesehatan anggota keluarga yang sudah menderita stroke dan sudah lumpuh
makanya tak jarang saudara dan tetangganya sering menjenguk Bpk. M.Y.
c.
Mobilitas Geografis Keluarga
Bpk. M.Y merupakan
penduduk asli di desa dan sudah tinggal di tempat tersebut semenjak berkeluarga
sekitar 25 tahun yang lalu dan keluarga Bpk. M.Y merupakan
desa keluarganya sedangkan Ibu M bertempat tinggal di daerah panggoi,
Lhokseumawe.
d. Perkumpulan Keluarga
dan Interaksi Dengan Masyarakat
Bpk. M.Y tidak
aktif dalam kegiatan di masyarakat dalam 4 tahun terakhir karena penglihatannya
yang kurang jelas dan sering sakit-sakitan, dan sudah tidak mampu berjalan
karena lumpuh pasca stroke. Sedangkan anak dan istrinya rutin mengikuti setiap
kegiatan di desanya.
e. Sistem Pendukung
Keluarga
Lingkungan tempat
tinggal keluarga Bpk. M.Y berada
bersampingan dengan saudaranya jadi jika keluarga Bpk. M.Y
membutuhkan bantuan akan sangat memudahkan keluarga dalam
kondisi apapun untuk meminta bantuan, selain itu keluarga Bpk. M.Y
juga mempunyai transportasi yang memadai untuk berbagai
keperluan.
4. Struktur Keluarga
a.
Struktur Peran
Bpk. M.Y berperan
sebagai kepala keluarga yang harus membantu memenuhi kebutuhan istri dan
anak-anaknya, namun belakangan ini tugas Bpk. M.Y tidak bisa dipenuhinya karena
kondisi Bpk. M.Y sudah tidak mungkin untuk memenuhi kebutuhan anggota
keluarganya. Tugas sebagai kepala keluarga kini sebagian diambil oleh istri dan
anak tertuanya. Ibu M membantu ekonomi keluarga dengan menggelar daganganya
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga sedangkan anak-anaknya
sesekali membantu ibu M berdagang atau mencari pekerjaannya sendiri. An. S dan
Ma masih belajar di pondok pesantren sebagai santri dan An. Mu tidak lagi
sekolah dan membantu Ibu M berdagang dan pekerjaan di sawah untuk membantu
ekonomi keluarga dan memenuhi kebutuhan adik-adiknya di dayah.
b.
Nilai Dan Norma Budaya Keluarga
Nilai dan
norma budaya keluarga tidak ada penerapan peraturan khusus dalam keluarga Bpk.
M.Y terhadap anggota keluarga hanya saja aturan yang sudah biasa di jalankan
seperti saling menghormati yang tua dan menghargai yang muda dan saling terbuka
satu sama lain jika sedang ada masalah.
c.
Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga
biasanya berkomunikasi saat makan bersama, saat kumpul bersama atau khusus
langsung dipanggil bila memang sangat dibutuhkan dengan saling terbuka satu
sama lain, Bpk. M.Y selalu menanyakan pendapat keluarga untuk mengambil
keputusan.
d.
Struktur Pendukung Kekuatan Keluarga
Keluarga Bpk.
M.Y tidak ada yang berlatar belakang pendidikan kesehatan atau setidaknya
mengetahui tentang kesehatan terutama yang berhubungan dengan penyakit stoke
sehingga sangat di khawatirkan keluarga tidak mampu merawat anggota keluarga
yang sakit dan mengambil tindakan yang tepat untuk berupaya meningkatkan status
kesehatan anggota keluarga.
5. Fungsi Keluarga
a.
Fungsi Pendidikan/Afektif
Bpk.
M.Y mengajarkan kepada
anggota keluarganya terutama anak-anaknya pendidikan baik pendidikan dunia
maupun akhirat yang selain di dapatkan dari pendidikan di sekolah dan di
pasantren. Bpk. M.Y
ingin memberikan pendidikan yang tinggi untuk anaknya supaya dapat hidup
mandiri di masyarakat kelak.
b.
Fungsi Sosialisasi
Bpk.
M.Y mengajarkan anak-anaknya
saling menghargai, menghormati dan mengasihi kepada sesama anggota keluarga dan
berperilaku baik dirumah dan di masyarakat.
c.
Fungsi Ekonomi
Pemenuhan
kebutuhan pokok keluarga saat ini hanya bertumpu pada istrinya yaitu ibu M yang
seharinya-hari berjualan dan anaknya sesekali membantu memenuhi kebutuhan
ekonomi keluarga.
d.
Fungsi Pemenuhan (Perawatan/Pemeliharaan Kesehatan)
1)
Mengenal Masalah Kesehatan
Saat terjadi
stroke pada Bpk. M.Y
keluarga merasa panik dan tidak mengetahui apa yang terjadi pada Bpk.
M.Y tiba-tiba tidak bisa
bergerak setelah bangun dari duduk bersama dan keluarga terlambat membawa Bpk.
M.Y yang akhirnya mengalami
kelumpuhan sebagian badan hingga saat ini.
2)
Mengambil Keputusan Mengenai Tindakan Kesehatan
Berdasarkan cerita
keluarga membuktikan bahwa keluarga kurang mengenal masalah kesehatan dan tidak
tanggap dalam menghadapi masalah kesehatan pada saat terjadi gangguan kesehatan
secara tiba-tiba pada Bpk. M.Y
3)
Kemampuan Merawat Anggota Keluarga yang Sakit
Keluarga Bpk.
M.Y tidak bisa mencegah dan
mengatasi masalah yang terjadi pada Bpk. M.Y keluarga yang sampai saat ini Bpk.
M.Y masih mengeluh nyeri dan
menderita kelumpuhan dan tidak mampu bangkit dari tempat tidur.
4)
Kemampuan Keluarga Memelihara/Memodifikasi Lingkungan
Rumah Yang Sehat
Karakteristik rumah Bpk. M.Y tergolong rumah yang sehat karena semua fasilitas
rumah dalam keadaan yang baik diantaranya ventilasi yang baik dengan jumlah
udara yang masuk cukup, keadaan rumah yang bersih, dan saluran pembuangan yang tertutup..
5)
Kemampuan Menggunakan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Keluarga Bpk.
M.Y saat ini sudah jarang
membawa Bpk.
M.Y berobat bila Bpk. M.y
tidak mengeluh sakit kepala dan susah tidur padahal kondisi Bpk.
M.Y belum sembuh total dan
harus menjalani terapi rehab medik pasca stroke dan mengontrol tekanan darah
anggota keluarganya.
e.
Fungsi Religius
Bpk.
M.Y sebelum sakit pernah
mengikuti pengajian bersama warga di manasah dan aktif di berbagai tempat
pengajian di desanya, namun setelah sakit Bpk. M.Y dan anggota keluarga tidak lagi aktif di tempat
pengajian hanya bisa mengerjakannya dirumah bersama keluarga.
f.
Fungsi Rekreasi
Keluarga Bpk.
M.Y jarang berekreasi di
luar rumah atau ke tempat rekreasi lainya selama dalam keadaan sakit Bpk.
M.Y.
g.
Fungsi Reproduksi
Keluarga Bpk.
M.Y keluarga tidak memilki
keinginan untuk menambah anak lagi, Ibu M juga pernah menggunakan kontrasepsi
pil dan suntik sebelumnya dan 2 tahun terakhir sudah tidak lagi menggunakannya.
6. Stress dan Koping Keluarga
a.
Stressor (Masalah) Jangka Pendek
Saat terjadi
masalah kesehatan/hambatan fisik Bpk. M.Y sangat khawatir karena tidak ada lagi peran Bpk.
M.Y dalam kegiatan dan
mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
b.
Stress (Masalah) Jangka Panjang
Bpk.
M.Y dan anggota keluarga
sangat cemas tentang kondisi Bpk. M.Y yang sudah terbaring lama, lemas yang sudah 4 tahun
dan entah kapan bisa sembuh supaya biasa melakukan aktivitas kembali.
c.
Kemampuan Keluarga Berespons Terhadap Stressor
(Masalah)
Bpk.
M.Y selalu merasa gelisah
terhadap dirinya yang tak kunjung sembuh dan sudah di bawa berobat kemana-mana
namun anggota tubuhnya tidak kunjung sembuh dan bahkan sudah pernah berobat ke berbagai
daerah di seluruh aceh baik secara medis maupun tradisional.
d.
Strategi Koping yang digunakan
Ibu M selalu
merasa gelisah namun terhadap Bpk. M.Y yang selalu mengeluh sakit dan tak mampu
beraktifitas secara mandiri dan harus terbantu setiap saat sehingga menghalangi
dan menghambat kerjanya untuk memenuhi kebutuhan lainya.
e.
Strategi Adaptasi Disfungsional
Keluarga merasa
cemas dan gelisah namun perilaku maladaptif keluarga tidak terlihat dalam
menghadapi masalah kesehatan maupun masalah keuangan.
7. Pemeriksaan kesehatan tiap anggota keluarga (head to toe)
Tabel
3.2: Pemeriksaan kesehatan Bpk. M.Y dan Ibu M
No
|
Area pemeriksaan
|
Hasil
|
|
Bpk. M.Y (KK)
|
Ibu M
|
||
1
|
Kepala
|
Rambut beruban sebagian, lurus, distribusi rata dan
sering gatal-gatal, dan lembab sering sakit
|
Rambut bersih, lebat,
lurus dan bebas ketombe
|
2
|
Mata/ wajah
|
Nervus optikus
normal namun visus menurun dalam batas 3 meter. Nervus III, IV, VI tidak ada
masalah, wajah asimetris dan tampak
merah dan lebam.
|
Sklera mata kiri dan kanan tidak anemis dan palpebra
merah mudah
|
3
|
Hidung
|
Penciman (nervus olfaktorius) tidak dikaji
|
Tidak bersekret, dan tidak ada kelainan penciuman
|
4
|
Mulut
|
Mulut asimetris, kekuatan menguyah berkurang, lidah normal, mukosa lembab
|
Mukosa lembab, tidak ada kesulitan menelan, gigi utuh
|
5
|
Leher
|
Nyeri
bagian leher hingga bahu, tidak ada pembesaran kelenjar limpa
|
Tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar limpa
|
6
|
Dada
|
Dada simetris,
berdebar-debar, dan sering berkeringat
|
Simetris, bunyi jantung dan paru dalam batas normal
|
7
|
Abdomen
|
Nyeri
abdomen, sakit perut. tidak ada masalah BAB
|
Tidak ada distensi, peristaltik (+), tidak terdapat kelainan/ masalah kesehatan
|
8
|
Tangan
|
Kelumpuhan
(hemiplegia) tangan kiri, telapak hingga jari kiri bengkak dan berkeringat dingin
|
Tidak terdapat kelainan/ masalah kesehatan
|
9
|
Kaki
|
Kelumpuhan (hemiplegia) di kaki kiri dan telapak
kaki bengkak
|
Tidak terdapat kelainan/ masalah kesehatan
|
10
|
Skala kekuatan
otot ekstremitas
|
||
11
|
Keadaan Umum
|
Lemas, sulit berjalan dan tirah baring.
|
Tidak terdapat masalah kesehatan
|
12
|
Lain-lainnya:
Berat badan
Tinggi badan
Vital sign
|
70 Kg
170 cm
TD: 170/120 mmHg, Pulse: 90x/ i, RR: 24x/ i, T: 37oC
|
60 Kg
155 cm
TD: 120/80 mmHg, Pulse: 80x/ i, RR: 20x/ i, T: 36oC
|
Tabel
3.3 : Pemeriksaan kesehatan An. Mu, An. S dan An. Ma
No
|
Area
pemeriksaan
|
Hasil
|
|||
An. Mu
|
An. S
|
An. Ma
|
|||
1
|
Kepala
|
Rambut
bersih, lebat, lurus, dan bebas ketombe.
|
Distribusi
rambut merata, lurus, dan tidak ada kelainan masalah kesehatan
|
Distribusi
rambut merata, lurus, dan tidak ada kelainan masalah kesehatan.
|
|
2
|
Mata
|
Sklera
tidak anemis
|
Tidak
anemis
|
Tidak
anemis
|
|
3
|
Hidung
|
Tidak
bersekret, tidak ada kelainan penciuman.
|
Tidak ada
sekret, tidak ada masalah penciuman
|
Tidak ada
sekret, tidak ada masalah penciuman.
|
|
4
|
Mulut
|
Mukosa
lembab, tidak ada kesulitan menelan, gigi utuh.
|
Mukosa
lembab, tidak ada kesulitan menelan, gigi utuh
|
Mukosa lembab, tidak ada kesulitan menelan, gigi utuh
|
|
5
|
Leher
|
Tidak
ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar limpa.
|
Tidak ada
pembesaran kelenjar limpa
|
Tidak ada
pembesaran kelenjar limpa.
|
|
6
|
Dada
|
Simetris,
bunyi jantung dan paru dalam batas normal.
|
Simetris,
bunyi jantung dan paru dalam batas normal.
|
Simetris,
bunyi jantung dan paru dalam batas normal
|
|
7
|
Abdomen
|
Tidak
ada distensi, peristaltik (+).
|
Tidak ada
distensi abdomen
|
Tidak ada
distensi abdomen
|
|
8
|
Tangan
|
Tidak
ada pembengkakan, tidak ada kelainan kesehatan
|
Tidak
terdapat kelainan/ masalah kesehatan
|
Tidak
terdapat kelainan/ masalah kesehatan
|
|
9
|
Kaki
|
Tidak
ada kelainan/ masalah kesehatan
|
Tidak
terdapat kelainan/ masalah kesehatan
|
tidak ada
kelainan masalah kesehatan.
|
|
11
|
Lain-lainnya:
Berat badan
Tinggi badan
Vital sign:
|
55 Kg
160 cm
TD: 120/70 mmHg
P: 84x/ i, RR: 22x/ i, T: 36oC
|
60 Kg
165 cm
TD: 110/80
mmHg, P: 80x/ i, RR: 20x/ i, T: 37oC
|
60 Kg
155 cm
TD: 110/70
mmHg, P: 80x/ i, RR: 20x/ i, T: 36oC
|
|
8. Harapan Keluarga
Keluarga
berharap dengan adanya perawat yang datang kerumahnya dapat mengurangi rasa
cemas dan masalah kesehatan anggota keluarga terutama Bpk. M.Y yang
mengalami sakit pasca stroke.
9.
Data Tambahan
§ Skala nyeri yang
dirasakan Bpk. M.Y adalah skala 7 (nyeri sedang) dengan penilaian sebagai
berikut:
P : Nyeri dirasakan berdenyut
Q : Nyeri ketika bangun tidur
R : Nyeri pada tengkuk
S : Skala nyeri 7 (nyeri sedang)
T : waktu pagi dan malam hari
§
Skala kekuatan otot ekstremitas Bpk. M.Y :
B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data
Tabel 3.4: Analisa Data
No
|
Data
|
Masalah
|
Etiologi
|
1
|
Tanggal: 4 Mei 2014
Data
Subjektif:
Bpk M.Y mengatakan nyeri kepala sejak pagi-malam dan
tidak bisa tidur nyenyak dimalam hari.
Data Objektif:
-
TD: 170/120 mmHg
-
Pulse: 90 x/menit
-
Bpk M.Y tampak gelisah
-
Bpk M.Y berkeringat dingin
P : Nyeri dirasakan berdenyut
Q : Nyeri ketika bangun tidur
R : Nyeri pada tengkuk
S : Skala nyeri 7 (nyeri sedang)
T : waktu pagi dan malam hari
|
Gangguan perfusi jaringan serebral pasca serangan
stroke
|
Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah pasca
stroke.
|
2
|
Tanggal 4 Mei 2014
Data
Subjektif:
Bpk M.Y mengatakan
semenjak terjadi serangan stroke bagian tubuh kirinya tidak bisa digerakkan.
Data Objektif:
- Bpk M.Y mengalami
hemiplegia sinistra
-
Bpk M.Y tidak mampu berjalan dan hanya mampu miring kiri miring kanan di
tempat tidur.
Skala
kekuatan otot
ekstremitas :
|
Hambatan mobilitas
fisik
|
Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga terutama Bpk M.Y yang mengalami penurunan mobilisasi.
|
Tabel 3.4: lanjutan analisa data
No
|
Data
|
Masalah
|
Etiologi
|
3
|
Tanggal: 4 Mei 2014
Data Subjektif:
-
Bpk. M.Y mengatakan susah dengan keadaanya yang hanya berbaring di
kamar dan sudah 4 tahun
-
Ibu M mengatakan Bpk. M.Y
sering mengeluh sakit kepala, susah tidur dimalam hari dan kesulitan dalam
beraktivitas dan harus di bantu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
-
Ibu M mengatakan saat terjadi
sakit kepala, Bpk. M.Y sangat gelisah dan keluar keringat yang sangat banyak
dan keluarga tidak tahu berbuat apa, di bawa ke berobat juga susah karena
Bpk. M.Y tidak dapat berjalan dan sering di obati dirumah saja dengan
mengambil obat di puskesmas atau di beli di toko obat.
Data Objektif:
-
Ibu M dan keluarga tampak bingung kerena ketidaktahuan keluarga
tentang penyakit.
-
Keluarga tampak lama dalam pengambilan tindakan perawatan Bpk. M.Y
-
Bpk. M.Y mengalami kelemahan dan penurunan kemampuan untuk melakukan
aktivitas mandiri.
Dengan skala kekuatan otot:
-
Keluarga dan Ibu M tampak bertanya-tanya tentang penyakit yang dialami
Bpk. M.Y.
|
Defisit perawatan diri
|
Ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit
|
2.
Rumusan Diagnosa Keperawatan
Tabel 3.5: Rumusan Diagnosa Keperawatan
No
|
Diagnosa Keperawatan (PES)
|
1
2
3
|
Gangguan
perfusi jaringan serebral pada keluarga Bpk. M.y terutama Bpk M.Y berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah stroke ditandai
dengan Data Subjektif: Bpk M.Y mengatakan nyeri kepala sejak pagi-malam dan tidak
bisa tidur nyenyak dimalam hari, Data
Objektif: TD: 170/120 mmHg, Pulse: 90 x/menit, Bpk M.Y tampak gelisah, skala nyeri 7 (nyeri sedang-berat) dan
Bpk M.Y berkeringat
dingin.
Hambatan mobilias fisik pada keluarga Bpk M.Y terutama Bpk M.Y berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang mengalami penurunan mobilisasi ditandai dengan Data subjektif: Bpk M.Y mengatakan semenjak terjadi serangan stroke bagian
tubuh kirinya tidak bisa digerakkan, Data
Objektif: Bpk M.Y mengalami
hemiparesis sinistra, Bpk M.Y tidak mampu
berjalan hanya mampu miring kiri dan miring kanan di tempat tidur,
Skala kekuatan otot
4444
Defisit perawatan diri pada keluarga Bpk. M.Y terutama Bpk. M.Y berhubungan
dengan Ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit ditandai dengan Data Subjektif: Bpk. M.Y
mengatakan susah dengan keadaanya yang hanya berbaring di kamar dan sudah 4
tahun, Ibu M mengatakan Bpk. M.Y
sering mengeluh sakit kepala, susah tidur dimalam hari dan kesulitan dalam
beraktivitas dan harus di bantu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, Ibu M
mengatakan saat terjadi sakit kepala, Bpk. M.Y sangat gelisah dan keluar
keringat yang sangat banyak dan keluarga tidak tahu berbuat apa, di bawa ke
berobat juga susah karena Bpk. M.Y tidak dapat berjalan dan sering di obati
dirumah saja dengan mengambil obat di puskesmas atau di beli di toko obat. Data Objektif: Ibu M dan
keluarga tampak bingung kerena ketidaktahuan keluarga tentang penyakit,
Keluarga tampak lama dalam pengambilan tindakan perawatan Bpk. M.Y, Keluarga
dan Ibu M tampak bertanya-tanya tentang penyaki yang dialami Bpk. M.Y, Bpk.
M.Y mengalami kelemahan dan penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas
mandiri dengan skala kekuatan otot:
|
3. Penilaian (Skoring) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan 1
Gangguan perfusi jaringan serebral pada keluarga Bpk.
M.Y terutama Bpk.
M.Y berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah pasca stroke.
Tabel 3.6: Skoring Diagnosa Keperawatan 1
No
|
Kriteria
|
Skor
|
Pembenaran
|
1
|
Sifat masalah: tidak/ kurang sehat.
|
3x 1 = 1
3
|
Masalah sudah terjadi dengan tanda dan gejala Bpk.
M.Y sakit kepala, nyeri bahu dan TD 170/120mmHg
|
2
|
Kemungkinan masalah dapat diubah: sebagian
|
1x2 = 1
2
|
Gangguan perfusi terjadi karena gangguan aliran
darah arteriserebral salah satu faktornya adalah hipertensi ditambah lagi
tekanan emosional dan gangguan pola tidur Bpk. M.Y namun itu bisa
dikendalikan dengan pemberian terapi farmakologi dan relaksasi.
|
3
|
Potensial masalah untuk dicegah : cukup
|
2x1 = 2/3
3
|
Gangguan perfusi bisa dikendalikan namun itu hanya
bersifat sementara karena permasalahan utamanya adalah bekuan darah didalam
pembuluh darah otak yang mungkin membutuhkan penanganan intensif.
|
4
|
Menonjalnya masalah: masalah berat, harus segera
ditangani.
|
2x1 = 1
2
|
Bpk. M.Y mengeluh sakit
kepala dan tidak bisa istirahat dan sering terbangun di malam hari.
|
Total skor
|
3 2/3
|
Diagnosa Keperawatan 2
Hambatan mobilias fisik pada keluarga Bpk. M.Y terutama
Bpk. M.Y berhubungan dengan ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang
mengalami penurunan mobilisasi.
Tabel 3.7: Skoring Diagnosa Keperawatan 2
No
|
Kriteria
|
Skor
|
Pembenaran
|
1
|
Sifat masalah: tidak/kurang sehat.
|
3x 1 = 1
3
|
Salah satu gejala klinis pasca stroke adalah
hemiplegia dan merupakan hambatan klien dalam beraktifitas dan berisiko menimbulkan
komplikasi lebih lanjut.
|
2
|
Kemungkinan masalah dapat diubah: sebagian
|
1x2 = 1
2
|
Dari 50% penderita stroke akan mengalami cacat
selamanya.
|
3
|
Potensial masalah untuk dicegah: rendah
|
1x1 = 1/3
3
|
Stroke merupakan penyakit motor-neuron atas dan
mengakibatkan kehilangan kontrol volunter terhadap gerakan motorik yang harus
mendapatkan psikoterapi teratur namun Bpk. M.Y tidak teratur berobat karena
faktor ekonomi keluarga.
|
4
|
Menonjolnya masalah:
masalah berat harus segera ditangani
|
2x1 = 1
2
|
Keluarga sangat gelisah dengan keadaan Bpk. M.Y yang
tidak bisa berjalan dan kesulitan menger- jakan tugas rumah.
|
Total skor
|
3 1/3
|
Diagnosa Keperawatan
3
Defisit perawatan diri pada keluarga Bpk. M.Y terutama Bpk. M.Y
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Tabel 3.8: Skoring Diagnosa Keperawatan 3
No
|
kriteria
|
Skor
|
Pembenaran
|
1
|
Sifat masalah: ancaman kesehatan
|
2x 1 = 2/3
3
|
Bpk.
M.Y mengalami kelemahan dalam beraktivitas dan hanya terbaring di tempat
tidur. Menurut
Ginsberg, L pasien yang mengalami imobilisasi dengan hemiplegia berat, rentan
terhadap komplikasi yang dapat menyebabkan kematian lebih awal yaitu
pneumonia, septikemia (akibat ulkus dekubitus atau infeksi saluran kemih).
Thrombosis vena dalam (deep veintrombosis, DVT) dan emboli paru. Infark
miokard, aritmia jantung, dan gagal jantung, dan ketidak
seimbangan cairan.
|
2
|
Kemungkinan masalah dapat diubah: sebagian
|
1x2 = 1
2
|
Bpk. M.Y jarang bergerak dan sering berkeringat
namun personal hygiene yang baik
dan bantuan aktivitas (ROM) akan mampu mengendalikan masalah yang terjadi.
|
3
|
Potensial masalah untuk dicegah: cukup
|
2x1 = 2/3
3
|
Personal hiegine dan dan dukungan dari keluarga
untuk membantu mobilisasi atau sering mengubah posisi tidur akan mencegah
komplikasi lebih lanjut.
|
4
|
Menonjolnya masalah: ada masalah tetapi tidak perlu
segera ditangani
|
1x1 = 1/2
2
|
Bpk. M.Y merasakan gatal-gatal dan sering di garuk
namun tidak terlalu menghiraukannya. Keluarga tidak dapat memberikan
perawatan seperti membantu Bpk. M.Y bergerak pasif dan personal hygiene yang
baik.
|
Total skor
|
2 5/6
|
4. Priotitas Diagnosa Keperawatan
Tabel 3.9: Prioritas Diagnosa Keperawatan
Prioritas
|
Diagnosa Keperawatan
|
Skor
|
1
|
Gangguan perfusi jaringan serebral pada
keluarga Bpk. M.Y terutama Bpk. M.Y berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah pasca stroke.
|
3 2/3
|
2
|
Hambatan mobilias fisik pada keluarga Bpk. M.Y terutama
Bpk. M.Y berhubungan dengan ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang
mengalami penurunan mobilisasi.
|
3 1/3
|
3
|
Defisit perawatan diri pada keluarga Bpk. M.Y terutama Bpk. M.Y
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
|
2 5/6
|
thanks infonya..........
ReplyDelete