ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.N DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE II DAN GANGGREN terbaru 2014
8:55:00 AM
Add Comment
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Tn.N DENGAN DIABETES MELLITUS
TIPE
II DAN GANGGREN
Tinjauan kasus ini merupakan gambaran
asuhan keperawatan yang diterapkan pada klien Diabetes militus dan Ganggren melalui
proses pendekatan keperawatan yang dilakukan dari tanggal 10 sampai dengan 12 April 2014. Di ruang Marhamah III Rumah Sakit Palang Merah Indonesia Cabang Aceh Utara.
A. Pengkajian
1. Biodata
a.
Identitas
klien
Klien bernama Tn. N yang berumur 45 tahun, klien bersuku Aceh dan berbahasa Aceh, tempat
tinggal di Desa Cangguek Kecamatan Tanah Pasir. Pekerjaan PNS, dengan jenis
kelamin Laki-laki. Seluruh keluarga dan klien beragama
Islam.
b.
Penanggung
Jawab Klien
Keluarga yang bertanggung jawab bernama Ny. H, yaitu istri klien. Data didapat
dari klien dan keluarga. Jam pencatatan 08.30 wib tanggal 10 April 2014.
2. Data
Riwayat Masuk
Pada tanggal 08
April 2014 klien masuk rumah sakit dibawa oleh keluarga
melalui UGD dengan
keluhan luka, bengkak dan nyeri pada ujung ibu jari kaki sebelah kanan, lemah, tidak ada nafsu makan, berat badan menurun,
dan aktivitas dibantu oleh keluarganya, berat badan saat tiba di rumah sakit 55kg,
tinggi badan 165cm, Temp ; 37oc, Polse : 80 x/menit, RR : 24 x/menit. dan
selanjutnya dirawat di ruang perawatan Marhamah III .
a.
Keluhan
utama.
Klien mengatakan luka, nyeri dan bengkak pada bagian kaki sebelah kanan, lemah dan tidak ada nafsu
makan.
b.
Riwayat
keluhan (serangan awal, lamanya, persepsi klien)
Klien mengatakan sudah 3 hari sebelum
masuk rumah sakit merasa ada kelainan pada kakinya dan pada hari selanjutnya
tiba tiba daerah yang bengkak tersebut menjadi luka terbuka dan menimbulkan nyeri, dan juga klien merasa cepat lelah, pusing dan
badannya terasa tidak enak.
3. Alergi
Klien mengatakan tidak alergi pada makanan dan obat bila
mengkonsumsinya.
4.
Obat/Pengobatan
Klien pernah berobat dirumah
Sakit Cut Meutia tapi tidak tahu nama obat yang diberikan oleh pihak rumah
sakit.
5. Riwayat
Penyakit
Klien mengatakan mengetahui
mengalami penyakit diabetes militus sejak awal 2013 dan pernah dirawat dengan penyakit yang sama di RSUD Cut Meutia pada bulan
Maret 2013 dengan keluhan yang sama. belum pernah ada Prosedur tindakan bedah yang dilakukan.
6.
Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak
ada anggota keluarga nya yang mengalami
atau menderita penyakit yang sama dengan penyakit yang dialami klien saat ini.
Genogram Keluarga :
7.
Alat perlengkapan /bantuan
yang digunakan spesial.
Klien mengatakan selama
dirumah sakit hanya menggunakan alat bantu kursi roda, digunakan untuk memnuhi kebutuhan
aktivitas seperti ke kamar mandi.
8.
Riwayat psikosoisal
Stress yang baru dialami :
cemas menghadapi penyakit yang diderita, mekanisme koping dengan menenangkan
diri/rilex dan klien beragam islam.
9.
Neurologis
Orietasi : orang, kesadaran :
compos mentis nilai glaslow coma : 15 (eye=4, motorik=5, verbal=6), pupil
isokor, kekuatan ekstremitas : tidak sama antara kanan dan kiri karena adanya luka pada ekstremitas bawah bagian
kanan, skala kekuatan otot 4,
bicara : jelas, sensori : kesemutan, persepsi penglihatan : normal.
10.
Respirasi
Pola nafas : datar, frekuensi
: 24 x/m, suara pernafasan : bersih, taktil fremitus : normal, tidak ada batuk
dan sekresi.
11.
Kardiovaskuler
Polsus : Apical rate :
80x/menit, reguler, nadi radial kiri : 80x/menit, reguler, auskultasi jantung
tidak ada oedema, perfusi kulit terasa agak dingin dan berkeringat.
12.
Gastrointestinal
Mukosa mulut : agak kering, suara peristaltik usus 4x/m, kemampuan menelan baik, BAB frekuensi
1x/hari, tidak adanya konstipasi.
13.
Genitourinarius.
Kebiasaan klien buang kecil
biasanya 6-8 x/hari dengan warna kuning jernih, selama dirawat dirumah sakit pola
buang air kecil klien masih 8-10 x/hari.
14.
Self care
Selama klien dirawat dirumah
sakit semua kebutuhan klien dibantu oleh perawat dan keluarga baik hygiene,
berjalan, eliminasi, makan, berpakaian dan mandi.
15.
Nutrisi
Penampilan umum kurus, nafsu
makan kurang porsi makanan yang dihabiskan hanya ½ porsi dari yang disediakan, penurunan BB selama 6 bulan terakhir sekitar 5kg dengan tinggi badan165 cm, berat badan sebelumnya 60kg dan BB sekarang 55kg. Diet yang diberikan
selama dirawat dirumah sakit yaitu makanan tinggi kalori tinggi protein dengan
pola makan 3x sehari. Klien makan dibantu oleh keluarganya.
16.
Pengkajian kulit
Penampilan secara umum elastisitas
kulit tampak jelek dengan kelembaban
kering, temperatur 37oC dan tekstur kulit tampak kasar, adanya oedema
dan luka terbuka pada bagian ujung
ibu jari kaki sebelah kanan.
Pengkajian bahaya tekanan ”Resiko Dekubitus”. Status mental :
sadar/siaga (1), Continence (BAB/miksi) kotrol sepenuhnya (1), Mobilitas :
sedikit terbatas (2), Activitas : dapat berjalan dengan bantuan orang lain (2),
Nutrisi : kurang (3), Total score : 9 (Sembilan), Penjelasan potensial tidak
akan mengalami dekubitus.
17.
Muskuloskeletal
Rom ekstremitas atas sama, bawah tidak sama antara kaki kiri dan
kanan skala kekuatan otot 4, dan adanya oedema pada kaki bagian kanan.
18.
Pendidikan /rencana pulang
Klien sebelumnya hanya sedikit
mengetahui tentang penyakit yang diderita nya sekarang ini, tetapi setelah
dirawat di rumah sakit klien mengetahui bahwa dirinya menderita diabetes
militus tipe II selama kilen dan keluarga berada di rumah sakit
klien dan keluarga ingin mengetahui tentang cara pencegahan dan perawatan
penyakit yang lebih baik dan efektif serta sering mengontrol kadar gula darah
dan klien berharap cepat sembuh dan setelah pulang klien dirawat dan tinggal
bersama keluarganya.
19.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum lemah, Berat
badan : 55 kg, Tinggi badan : 165 cm, tanda- tanda vital : tekanan darah 140/90mmHg, Respirasi : 24 kali/menit, Polse : 80
kali/menit, temperatur 37oc Kepala : simetris, kulit kepala bersih, rambut agak beruban, keadaan rambut rata, distribusi merata dan tidak mudah dicabut
serta wajah simetris, Mata simetris,
konjungtiva agak pucat, sclera anikterus, pupil isokor, fungsi penglihatan
baik. Mulut mukosa mulut agak kering, Hidung simetris, sekret dan pendarahan tidak ada. Fungsi penciuman
baik tidak ada caries dentis. Telinga
simetris, sekret tidak ada, tidak ada pendarahan, tidak ada benjolan, fungsi
pendengaran baik. Dada paru-paru
simetris, respirasi : 24 kali /menit, taktil fremitus meningkat, jantung : bunyi jantung satu dan bunyi
jantung dua normal, adanya odema pada
kaki bagian kanan. Perut simetris, bising usus 4-6 kali/menit,
tidak adanya distensi. Kulit elastisitas kulit tampak jelek dengan kelembaban kering, temperatur 37oC dan tekstur kulit tampak kasar, adanya oedema,
tumor dan luka terbuka pada bagian
ujung ibu jari kaki kanan. Kuku simetris. Punggung simetris tidak ada fraktur, adanya tumor. Ekstremitas atas bawah : bentuk
simetris, adanya oedema pada ekstremitas bawah dan perlukaan dengan diameter luka 6 cm, luka terbuka dengan lebar luka 2 cm
dan kedalaman luka 3 cm, dan nyeri
dengan skala 5-6 pada bagian ujung
ibu jari kaki sebelah kanan,
ekstremitas atas kanan ada terpasang IVFD RL 15 tetes/menit. Genetelia normal. Anus normal. Sistem
saraf 12 syaraf kranial : I. Olfaktorius : pada test penciuman bubuk kopi,
klien mampu menetukan bau bubuk kopi yang di ciumkan pada kedua lubang
hidungnya. II. Optikus : penglihatan normal, penglihatan lapang pandang penuh,
reflek pupil pada cahaya baik. III. Oculomotorius : reflek pergerakan bola mata
baik, dapat bergerak kearah yang tepat dan reflak terhadap sinar yang baik. IV.
Troklearis : pergerakan bola mata keatas dan kebawah normal. V. Trigeminus :
klien dapat membuka mulut, menggigit dan menguyah lemak. IV Abdusen :
pergerakan bola bilateral baik, adanya kehidupan bilateral. VII
Vesibulokokhlearis : pada tes gesekan jari dan detak arloji, klien mampu
mendengar gesekan jari serta detak arloji pada jarak yang sama dari setiap
telinga dan tidak dilakukan tes rinner dan weber. IX Glosofaringeus : reflek
menelan klien baik. X : vagus : bicara pasien normal. XI Assesoris : klien
mampu memutar kepala dengan normal. XII Hipoglosus : mampu menjulurkan lidah
keluar, kesamping kiri dan kanan, tidak ada deviasai dan tekanan pada pupil.
20.
Pengkajian pemeriksaan
khusus
Pemeriksaan laboratorium
Tanggal 09 April 2014
Hb 10,1g% (normal 12-16)Eritrosit 5,5x10/mm (normal 3,8
– 5,8x10/mm), lekosit 27,1x10/mm (normal 4 – 11x10/mm), Hematokrit 30,1%
(normal 37 – 47 %), MCV 54 (normal 76 - 96), MCH 18,3 (normal 27 - 32), MCHC
33,6 (normal 30 - 35), RDW 15,6 (normal 11- 15), Trombosit 367x10/mm (normal
150 - 450). Pemeriksaan Metabolisme Karbohidrat, Glukosa Puasa 228mg/dl (normal
70 - 126). Glukosa 2 jam pp 375mg/dl (normal 100 - 140).
21. Pelaksanaan/Terapi
Infus RL dengan kecepatan 15
tetes/menit, Injeksi :cefotaxime 500mg/12 jam, dexametason 1 x 1 sehari, drip
tramadol ampl/8jam, neurodex 3x 1 sehari, B complex 3x1 sehari,
Catatan Cerita
Data Subjektif : Klien
mengatakan nyeri pada bagian kaki sebelah kanan. klien mengatakan luka dan
bengkak pada kaki bagian kanan. klien mengatakan tidak ada nafsu makan. klien mengatakan tidak dapat beraktivitas seperti biasanya.
Data Objektif : Skala nyeri 5-6, lokasi nyeri pada Ujung ibu jari kaki bagian, luka terbuka pada kaki sebelah kanan dengan
diameter luka 6 cm dan lebar luka 2 cm dengan kedalaman luka 3
cm. KGD 228 mg/dl. keadaan umum lemah, penampilan secara umum kurus, berat badan 55kg dengan
tinggi badan 165cm, glukosa puasa
228 mg/dl, porsi makanan yang disediakan tidak
dihabiskan/1/2 porsi yang dihabiskan, out put cairan BAK 6-8 kali/hari, HB :
10,1 gr %, mukosa bibir kering. keadaan
umum lemah, aktivitas dibantu oleh keluarga dan perawat, infuse RL 15 tt/m
terpasang pada tangan kanan, tekanan darah 140/90 mmHg, skala kekuatan otot 4.
B. Diagnosa
keperawatan
1.
Analisa Data
a.
Data Subjektif : Klien
mengatakan nyeri pada bagian kaki
sebelah kanan. Data
Objektif : skala nyeri
5-6, lokasi nyeri pada Ujung ibu jari
kaki bagian sebelah kanan,
luka terbuka pada kaki sebelah kanan dengan diameter luka 6 cm dan lebar luka 2 cm dengan kedalaman luka 3 cm. Masalah : nyeri akut.
Masalah : adanya luka terbuka
b.
Data Subjektif : klien
mengatakan luka dan bengkak pada kaki
bagian kanan. Data Objektif : luka terbuka, lokasi luka pada kaki bagian ujung ibu jari kanan dengan diameter luka 6 cm dan lebar luka 2 cm dengan kedalaman luka 3 cm, KGD 228 mg/dl
Masalah : kerusakan integritas kulit.
Penyebab : terputusnya kontinuitas jaringan.
c.
Data Subjektif : klien mengatakan tidak ada nafsu makan. Data Objektif : keadaan umum lemah,
penampilan secara umum kurus, berat badan 55kg dengan tinggi badan 165cm,
glukosa puasa 228 mg/dl,
porsi makanan yang disediakan tidak dihabiskan/1/2 porsi yang
dihabiskan, out put cairan BAK 8-10 kali/hari, HB : 10,1
gr %, mukosa bibir kering. Masalah : perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh. Penyebab : penurunan masukan oral.
d.
Data Subjektif : klien
mengatakan tidak dapat beraktivitas seperti biasanya. Data Objektif : keadaan umum lemah, aktivitas dibantu oleh keluarga
dan perawat, infuse RL 15 tt/m terpasang pada tangan kanan, tekanan darah
140/90 mmHg, skala kekuatan otot 4. Masalah : kelelahan. Penyebab
: penurunan produksi energi metabolik.
b.
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan.
c.
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan masukan oral.
d.
Kelelahan berhubungan dengan penurunan
produksi energi metabolik.
C. Perencanaan
1.
Nyeri akut berhubungan dengan adanya
luka terbuka.
Tujuan : rasa nyeri berkurang/terkontrol
Kriteria hasil : Penderita dapat
melakukan metode atau tindakan untuk mengatasi atau mengurangi nyeri.
a.
Kaji
tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami pasien. Rasional: untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien.
b.
Jelaskan
pada pasien tentang sebab-sebab timbulnya nyeri. Rasional: pemahaman pasien tentang penyebab nyeri yang terjadi akan
mengurangi ketegangan pasien dan memudahkan pasien untuk diajak bekerjasama
dalam melakukan tindakan.
c.
Ajarkan
teknik distraksi dan relaksasi. Rasional
: Teknik distraksi dan relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan
pasien.
d.
Atur
posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien. Rasional : Posisi yang nyaman akan membantu memberikan kesempatan
pada otot untuk relaksasi seoptimal mungkin.
e.
Lakukan
massage dan kompres luka dengan bethadine
wond care (BWC) saat rawat luka. Rasional
: massage dapat meningkatkan vaskulerisasi dan pengeluaran pus
sedangkan BWC sebagai desinfektan yang dapat memberikan rasa
nyaman.
f.
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
analgesik. Rasional : Obat obatan
analgesik dapat membantu mengurangi nyeri pasien.
2.
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan.
Tujuan : pasien menunjukkan regenerasi
jaringan.
Kriteria hasil : pasien menunjukkan
turgor kulit normal, Integritas kulit pasien pulih, berkurangnya oedema sekitar
luka.
a.
Kaji luas
dan keadaan luka serta proses penyembuhan. Rasional
: Pengkajian yang tepat terhadap luka dan proses penyembuhan akan membantu
dalam menentukan tindakan selanjutnya.
b.
Rawat luka
dengan baik dan benar : membersihkan luka secara abseptik menggunakan
larutan yang tidak iritatif, angkat sisa balutan yang menempel pada luka dan
nekrotomi jaringan yang mati. Rasional :
merawat luka dengan teknik aseptik, dapat menjaga kontaminasi luka dan
larutan yang iritatif akan merusak jaringan granulasi tyang timbul, sisa
balutan jaringan nekrosis dapat menghambat proses granulasi.
c.
Kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian pemeriksaan kultur pus pemeriksaan gula
darah pemberian anti biotik. Rasional : pemeriksaan kultur pus untuk mengetahui
jenis kuman dan anti biotik yang tepat untuk pengobatan, pemeriksaan kadar gula
darah untuk mengetahui perkembangan penyakit.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan masukan oral.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat
terpenuhi
Kriteria hasil : Berat
badan dan tinggi badan ideal, pasien mematuhi dietnya. kadar gula darah dalam
batas normal. tidak ada tanda-tanda
hiperglikemia/hipoglikemia.
a.
Timbang
berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi. Rasional : mengkaji pemasukan makanan yang adekuat.
b.
Tentukan
program diet dan dan pola makanan pasien dan bandingkan dengan makanan yang
telah dihabiskan pasien. Rasional : mengidentifikasi
kekurangan dan penyimpanan dari kebutuhan terapetik.
c.
Auskultasi
bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung, mual, muntahan makanan
yang belum sempat dicerna, pertahan kan keadaan puasa sesuai dengan indikasi. Rasional : hiperglikemia dan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit dapat menurunkan fungsi lambung.
d.
Berikan
makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan
segera. Rasional : pemberian makanan
melalui oral lebih baik jika pasien sadar dan fungsi gastroentestinal baik.
e.
Libatkan
keluarga klien pada perencanaan makan sesuai dengan indikasi. Rasional : meningkatkan rasa keterlibatannya.
f.
Kolaborasi : Lakukan pemeriksaan gula darah
dengan menggunakan finger stck. Rasional
: analisa ditempat tidur terhadap guka darah lebih akurat.
g.
Pantau
pemeriksaan laboratorium seperti glukosa darah, aseton, pH, dan HCO3. Rasional : gula darah akan menurun
perlahan dengan pergantian cairan dan terapi insulin terkontrol.
h.
Berikan
laruta glukosa misalnya dektrosa dan setenngah salin normal. Rasional : larutan glukosa ditambahkan
setelah insulin dan cairan membawa gula darah kira-kira 250 mg/dl
i.
Lakukan kolaborasi dengan ahli diit. Rasional : sangat bermanfaat dalam
penyesuaian diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien
j.
Berikan diit kira-kira 60% karbohidrat, 20%
protein dan 20% lemak. Rasional : komplek
karbohidrat seperti jagung, wartel, brokoli, buncis, gandum dll.
4.
Kelelahan berhubungan
dengan penurunan produksi
energi metabolik dan peningkatan kebutuhan energi.
Tujuan : memperbaiki
metabolisme abnormal
Kriteria hasil : mengungkapkan peningkatan energi, Menunjukkan perbaikan kemampuan energi untuk berpartisipasi dalam
aktivitas yang diinginkan.
a.
Diskusikan
dengan pasien kebutuhan akan aktivitas, buat jadwal perncanaan dengan klien
identifikasi aktifitas yang menimbulkan kelelahan. Rasional : pendidikan dapat menimbulkan motivasi klien.
b.
Berikan
aktivitas alternative dengan periode istirahat yang cukup tanpa diganggu. Rasional : mencegah kelelahan yang
berlebihan
c.
Pantau
nadi, frekuensi pernapasan dan tekanan darah sebelum dan sesudah aktivitas. Rasional : mengindikasikan tingkat
aktivitas yang dapat ditoleransi.
d.
Diskusikan
cara menghemat kalori selama mandi, berpindah tempat dan sebagainya. Rasional : pasien akan dapat melakukan
lebih banyak kegiatan dengan penurunan kebutuhan akan energy pada setiap
kegiatan.
e.
Tingkatkan
partisipasi klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan yang
dapat ditoleransi. Rasional ; meningkatkan
kepercayaan diri yang positif sesuai tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi
klien.
D.
Implementasi/Evaluasi
Implementasi Tanggal 10 April 2014
a.
Nyeri akut berhubungan dengan adanya
luka terbuka.
Pelaksanaan Jam 09.30 wib : mengkaji skala nyeri, mengkaji frekuensi
nyeri dan reaksi nyeri yang di alami pasien, menciptakan lingkungan yang
tenang, mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, mengatur posisi sesuai kebutuhan
klien, melakukan massage dan mengompres luka dengan bethadine wond care (BWC) saat merawat luka, memberikan obat
analgesik sesuai indikasi: drip tramadol 1 ampul/8 jam.
Evaluasi
Subjektif : klien mengatakan nyeri pada area kaki bagian kanan. Objektif: skala nyeri 5-6, lokasi nyeri pada ujung ibu jari kaki bagian kanan, adanya tumor dan luka
terbuka pada kaki bagian kanan dengan diameter luka 6 cm dan lebar luka 2 cm, kedalaman luka 3 cm,
pasien mengikuti instruksi teknik relaksasi,
pasien nyaman dengan posisi miring ke kiri, Analisa : masalah belum
teratasi. Planning: intervensi
dilanjutkan.
b. Kerusakan integritas
kulit berhubungan dengan terputusnya
kontinuitas jaringan.
Pelaksanaan Jam 10.30 wib: mengkaji luasnya luka dan keadaan luka, mengkaji
diameter ukuran tumor, mempertahankan teknik aseptik pada saat perawatan luka,
mengangkat sisa balutan yang menempel pada luka, memotong jaringan yang mati,
mengompres luka menggunakan bethadine wond
care (BWC), memberikan balutan pada luka, melakukan kolaborasi dalam
pemberian antibiotik cefotaxime 500 mg/12 jam.
Evaluasi
Subjektif : klien mengatakan merasa nyaman dengan adanya balutan pada luka. Objektif : luka terbalut
rapih, pasien terlihat nyaman dengan adanya balutan namun masih mengeluh adanya nyeri. Analisa : masalah belum
teratasi. Planning: intervensi
dilanjutkan.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan masukan oral;
Pelaksanaan Jam 11.30 wib: Meninbang berat badan klien BB: 55kg, melibatkan
keluarga klien pada perencanaan makan, menganjurkan kelluarga untuk memberikan
makanan tambahan seperti jagung, melakukan konsultasi dengan ahli gizi dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi klien.
Evaluasi
Subjektif : klien mengatakan nafsu makannya masih tidak ada. Objektif : keadaan umum lemah,glukosa puasa 228 mg/dl, berat badan 55kg dengan tinggi badan 165cm,
porsi makanan yang disediakan tidak dihabiskan (1/2 porsi yang dihabiskan, HB :
10,1 gr %, mukosa bibir kering. Analisa : masalah perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi. Planning: intervensi dilanjutkan.
d. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik dan
peningkatan kebutuhan energi.
Pelaksanaan Jam 12.30 wib: mendiskusikan dengan klien kebutuhan akan
aktivitas klien; klien berharap hanya dengan dapat menjangkau kebutuhannya.,
memberikan waktu untuk klien dalam melakukan aktivitas alternative dengan tidak
mengganggunya. Mendiskusikan dengan klien cara
menghemat kalori selama mandi.
Evaluasi
Subjektif : klien mengatakan
tidak dapat beraktivitas seperti biasanya. Objektif :keadaan umum lemah, aktivitas dibantu oleh
keluarga dan perawat, infuse RL 15 tt/m terpasang pada tangan kanan, tekanan
darah 140/90 mmHg, skala kekuatan otot 4. Analisa : masalah kelelahan
belum teratasi. Planning: intervensi
dilanjutkan.
Implementasi Tanggal 11 April 2014
a. Nyeri akut berhubungan dengan adanya luka terbuka.
Pelaksanaan Jam 08.30 wib : mengkaji skala nyeri, mengkaji frekuensi nyeri
dan reaksi nyeri yang di alami pasien, menciptakan lingkungan yang tenang,
mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, mengatur posisi sesuai kebutuhan
klien, melakukan massage dan mengompres luka dengan bethadine wond care (BWC) saat merawat luka, memberikan obat
analgesik sesuai indikasi: drip tramadol 1 ampul/8 jam.
Evaluasi
Subjektif : klien
mengatakan nyeri pada area kaki bagian kanan. Objektif : skala nyeri 5-6, lokasi nyeri pada kaki bagian kanan, adanya tumor dan luka terbuka pada
bagian ujung ibu jari kaki dengan diameter tumor 5 cm dan lebar
luka 2 cm dengan kedalaman luka 3 cm, pasien mengikuti
instruksi teknik relaksasi, pasien
nyaman dengan posisi miring ke kiri, Analisa : masalah belum teratasi. Planning: intervensi
dilanjutkan.
b.
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan.
Pelaksanaan Jam 09.30 wib: mengkaji luasnya luka dan keadaan luka, mengkaji
diameter ukuran tumor, mempertahankan teknik aseptik pada saat perawatan luka,
mengangkat sisa balutan yang menempel pada luka, memotong jaringan yang mati,
mengompres luka menggunakan bethadine wond care (BWC), memberikan balutan pada
luka, melakukan kolaborasi dalam pemberian antibiotik cefotaxime 500 mg/12 jam.
Evaluasi
Subjektif : klien mengatakan
merasa nyaman dengan adanya balutan pada luka. Objektif : luka masih terbuka, lokasi luka pada ujug ibu jari kaki bagian kanan, lebar luka 2 cm, kedalaman luka 3 cm,
adanya tumor pada daerah punggung bagian kanan atas dengan diameter 5 cm, luka terbalut rapih, pasien terlihat nyaman dengan adanya balutan. Analisa : masalah belum teratasi. Planning: intervensi
dilanjutkan.
c. Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan masukan oral.
Pelaksanaan Jam 10.30 wib: Menimbang berat badan klien BB: 55kg, melibatkan
keluarga klien pada perencanaan makan, menganjurkan kelluarga untuk memberikan
makanan tambahan seperti jagung, melakukan konsultasi dengan ahli gizi dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi klien.
Evaluasi
Subjektif : klien mengatakan
nafsu makannya masih tidak ada. Objektif : keadaan umum
lemah,glukosa puasa 228
mg/dl, berat badan 55kg dengan tinggi badan 165cm,
porsi makanan yang disediakan tidak dihabiskan (1/2 porsi yang dihabiskan, HB :
10,1 gr %, mukosa bibir lembab. Analisa : masalah perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi. Plannig: intervensi dilanjutkan.
d. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik dan peningkatan kebutuhan energi.
Pelaksanaan Jam 11.30 wib: mendiskusikan dengan klien kebutuhan akan aktivitas klien; klien berharap
hanya dengan dapat menjangkau kebutuhannya., memberikan waktu untuk klien dalam
melakukan aktivitas alternative dengan tidak mengganggunya. Mendiskusikan dengan klien cara menghemat kalori selama mandi.
Evaluasi
Subjektif : klien mengatakan tidak dapat beraktivitas
seperti biasanya. Objektif : keadaan umum lemah, aktivitas dibantu oleh keluarga dan perawat,
infuse RL 15 tt/m terpasang pada tangan kanan, tekanan darah 140/90 mmHg, skala
kekuatan otot 4. Analisa : masalah kelelahan belum teratasi. Planning: intervensi
dilanjutkan.
Implementasi Tanggal 12 April 2014
a.
Nyeri akut berhubungan dengan adanya
luka terbuka.
Pelaksanaan Jam 18.30 wib : mengkaji skala nyeri, mengkaji frekuensi nyeri
dan reaksi nyeri yang di alami pasien, menciptakan lingkungan yang tenang,
mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, mengatur posisi sesuai kebutuhan
klien, melakukan massage dan mengompres luka dengan bethadine wond care (BWC)
saat merawat luka, memberikan obat analgesik sesuai indikasi: drip tramadol 1
ampul/8 jam.
Subjektif : klien mengatakan
nyeri pada kaki bagian kanan. Objektif : skala nyeri 4-5, lokasi nyeri pada ujung ibu jari kaki bagian kanan, adanya tumor dan luka terbuka pada punggung bagian kanan
atas dengan diameter luka 5 cm dan lebar luka 2 cm dengan kedalaman
luka 3 cm, pasien mengikuti instruksi teknik
relaksasi, pasien nyaman dengan posisi
miring ke kiri, Analisa : masalah teratasi sebagian. Planig: intervensi
dilanjutkan.
b. Kerusakan integritas
kulit berhubungan dengan terputusnya
kontinuitas jaringan.
Pelaksanaan Jam 09.30 wib: mengkaji luasnya luka dan keadaan luka, mengkaji
diameter ukuran tumor, mempertahankan teknik aseptik pada saat perawatan luka,
mengangkat sisa balutan yang menempel pada luka, memotong jaringan yang mati,
mengompres luka menggunakan bethadine wond care (BWC), memberikan balutan pada
luka, melakukan kolaborasi dalam pemberian antibiotik cefotaxime 500 mg/12 jam.
Evaluasi
Subjektif : klien mengatakan
merasa nyaman dengan adanya balutan pada luka. Objektif : luka masih terbuka, lokasi luka pada punggung
bagian kanan atas, lebar luka 2 cm, kedalaman luka 3 cm, adanya luka pada
daerah kaki bagian ujung ibu jari kaki
dengan diameter luka 5 cm, luka terbalut rapih, pasien terlihat
nyaman dengan adanya balutan. Analisa : masalah teratasi
sebagian. Planing: intervensi
dilanjutkan.
c.
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan masukan oral.
Pelaksanaan Jam 10.30 wib: Menimbang
berat badan klien BB: 55kg, melibatkan keluarga klien pada perencanaan makan,
menganjurkan kelluarga untuk memberikan makanan tambahan seperti jagung,
melakukan konsultasi dengan ahli gizi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi klien.
Evaluasi
Subjektif : klien mengatakan
nafsu makannya sudah ada. Objektif : keadaan umum mulai membaik, glukosa puasa 150 mg/dl, berat badan 55kg dengan tinggi badan 165cm,
porsi makanan yang disediakan dihabiskan, mukosa bibir lembab . Analisa : masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh, teratasi sebagian. Planing: intervensi
dihentikan.
d. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik dan peningkatan kebutuhan energi.
Pelaksanaan Jam 11.30 wib: mendiskusikan dengan klien kebutuhan akan
aktivitas klien; klien berharap hanya dengan dapat menjangkau kebutuhannya.,
memberikan waktu untuk klien dalam melakukan aktivitas alternative dengan tidak
mengganggunya. Mendiskusikan dengan klien cara
menghemat kalori selama mandi.
Evaluasi
Subjektif : klien mengatakan sudah dapat naik turun
tempat tidur sendiri dan pergi ke toilet sendiri. Objektif : keadaan umum mulai baik , aktivitas ada yang
mandiri ada juga yang dibantu oleh keluarga
dan perawat, infuse RL 15 tt/m terpasang pada tangan kanan, tekanan darah
130/90 mmHg, skala kekuatan otot 5. Analisa : masalah kelelahan
teratasi. Planing: intervensi
dihentikan
.
0 Response to "ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.N DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE II DAN GANGGREN terbaru 2014"
Post a Comment