Asuhan Keperawatan keluarga Ibu S terutama An. D yang mengalami masalah kesehatan Infeksi Saluran Kemih (ISK)
8:18:00 AM
Add Comment
Asuhan Keperawatan Keluarga keluarga Ibu S terutama An. D yang mengalami masalah kesehatan Infeksi Saluran Kemih (ISK).
Penulis akan menyajikan data tentang asuhan
keperawatan keluarga yang telah penulis laksanakan mulai dari tanggal 15
Mei sampai dengan 20 Mei 2014 melalui peninjauan langsung pada keluarga Ibu
S terutama
An. D
yang mengalami masalah kesehatan
Infeksi Saluran Kemih (ISK) di
dusun Baroh Gampong Baloy, Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe.
A.
Pengkajian
Keluarga
1.
Data
Umum
a. Kepala
Keluarga (KK) : Ibu S
b. Alamat
Dan Telepon/Hp : Gampong Baloy, Kecamatan Blang
Mangat/ -
c. Pekerjaan
Kepala Keluarga : Petani/ Pekebun
d. Pendidikan
Kepala Keluarga : SD
e. Komposisi
Keluarga
Tabel 3.1
komposisi keluarga Ibu S
No
|
Nama
|
Jenis
|
Hubungan
keluarga kepala keluarga
|
Umur (tahun)
|
Pendidikan
|
1
|
Ibu Sabita
|
P
|
KK
|
48
|
SD
|
2
|
An. Dedi Saputra
|
L
|
Anak
|
21
|
SMA
|
f. Tipe
Keluarga : Tipe keluarga Ibu S adalah single parent dengan
hanya
tinggal dengan anak sulungnya.
g. Suku
Bangsa : Aceh
h. Agama
: Islam
i. Status
Sosial Ekonomi
Status
ekonomi keluarga Bpk. M merupakan ekonomi menengah kebawah. Menurut keluarga pendapatannya
kurang lebih 1.000.000/ bulannya penggarapan sawah setiap 3-4 bulan sekali. .
Uang
ini digunakan setiap bulannya untuk kebutuhan harian, kebutuhan bulanan,
kebutuhan makan, bayar pajak, bayar rekening listrik, dan biaya transportasi.
j. Aktivitas
Rekreasi Keluarga
Aktivitas rekreasi
keluarga Bpk. M hanya
di habiskan di rumah saja
dengan menonton televisi.
2.
Riwayat
Dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap
Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap
perkembangan dan tugas perkembangan keluarga Bpk. M saat ini adalah
keluarga dengan anak dewasa
dengan tugas keluarga:
1)
Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti
menjadi besar.
2)
Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di
masyarakat.
3)
Penataan kembali peran orang tua dirumah.
4)
Mempertahankan keintiman pasangan.
b. Tugas
Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Tidak ada tugas keluarga yang
belum terpenuhi/terlaksana pada tahap perkembangan.
c. Riwayat
Kesehatan Keluarga Inti
BPk. M menderita penyakit TB Paru 2 ½ tahun yang lalu,
kemudian sudah minum obat OAT selama 6 bulan, namun Tn. I tidak pernah cek
kesehatan lagi apakah kuman TB sudah benar-benar hilang atau tidak.
d. Riwayat
Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Ibu
S mengatakan status kesehatan keluarga sebelumnya tidak ada yang mengalami
sakit seperti yang dirasakan an. D saat ini. An. D sebelumnya juga tidak menduga akan mengalami
penyakit yang seperti ini. An. D jarang sekali minum air putih yang cukup dan
sering minun soft drink yang bersoda dan minuman praktis lainnya. An. D juga
mengatakan sering menahan-nahan rasa ingin berkemih saat bekerja atau sedang
ada kerjaan.
3.
Data
Lingkungan
a. Karakteristik
Rumah
Rumah keluarga ibu S adalah milik pribadi dengan tipe
rumah permanen dengan
luas 6x7
m2 dan berlantai keramik
di dalam rumah ada 3 kamar dengan ventilasi yang bagus dan mendapatkan udara yang bersih,
keadaan rumah kurang terawat,
SPAL dengan
kondisi bersih yang dialiri ke
parit,
sumber air bersih dari sumur dengan warna jernih, dan sumber air minum berasal dari
air mineral isi ulang.
Gambar 3.2 Denah rumah Ibu S
b. Karakteritik
Tetangga dan Komunitasnya
Ibu S hanya tinggal dengan anak bungsunya yaitu An. D
karena sadaranya sudah menikah dan tidak tinggal serumah dengan ibu S, namun
rumah saudara-saudara An. D tinggal tidak jauh dari rumah ibunya. Karakteristik
tetangga ibu S sangat baik dan saling membantu sesama.
c. Mobilitas
Geografis Keluarga
Ibu
S sudah lama tinggal di desa tersebut semenjak berkeluarga. Suami ibu S sudah
lama tiada dan anak-anaknya juga sudah berkeluarga dan hanya tinggal an. D yang
masih hidup bersamanya. Namun demikian ibu S dan keluarga belum pernah berpindah
tempat tinggal.
d. Perkumpulan
Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat
Keluarga
ibu S hidup berdampingan dengan tetangga dan terjalin komunikasi dengan baik
antar masyarakat, keluarga Ibu S sering terlibat dalam kegiatan di desanya terlebih
An. D yang menjadi pengganti almarhum ayahnya di masyarakat.
e. Sistem
Pendukung Keluarga
Lingkungan
tempat tinggal keluarga Ibu
S
berada berdampingan
dengan saudaranya dan
anak-anaknya jadi jika Ibu S membutuhkan bantuan dapat dengan segera terbantu. Ibu S menjadi kepala
keluarga setelah ditinggal suaminya akan tetapi mengingat anak-anaknya sudah
berkeluarga dan hanya tinggal An. D seorang diri Ibu S tidak lagi harus
berkerja keras untuk menafkahi keluarganya. Namun tetapi saat ini An.D sedang
sakit dan membutuhkan biaya pengobatan untuk putra bungsunya sehingga Ibu S
mencemaskan dengan masalah yang terjadi pada An. D saat ini.
4. Struktur
Keluarga
a. Struktur
Peran
Ibu
S menjadi tumpuan keluarga dan menjadi kepala keluarga.
Namun dalam hal ekonomi
keluarga An. D juga ikut membantu Ibu S. namun dalam beberapa minggu ini An. D
sering tidak bekerja karena sakit. Jadi Ibu S mempunyai peranan lebih untuk
membantu keuangan keluarga. Anak-anak Ibu S lainya sudah berkeluarga dan sesekali
juga ikut membantu Ibu S dan adiknya An. D walau tidak seberapa sering.
b. Nilai
Dan Norma Budaya Keluarga
Nilai
dan norma budaya yang
diberlakukan keluarga Ibu S berdasarkan anjuran agama dan adat istiadat yang berlaku di
tempatnya terutama dalam hal pendidikan agama dan norma agama.
c. Pola
Komunikasi Keluarga
Sistem
komunikasi yang diterapkan Ibu S dalam keluarga termasuk hal yang umum di
lakukan di masyarakat di sekitarnya. Komunikasi yang digunakan adalah menggunakan bahasa
Aceh, komunikasi bersifat terbuka satu sama lain sehingga apabila ada masalah
akan cepat terselesaikan dan komunikasi yang dilakukan biasa saat selesai makan
malam dan saat bersantai.
d. Struktur
Pendukung Kekuatan Keluarga
Keluarga
Ibu S
berlatar pendidikan rendah
sehingga pemahaman tentang kesehatan sangat minim, sehingga pemahaman keluarga
tentang penyakit yang diderita anaknya kadang kala terabaikan.
5.
Fungsi
Keluarga
a. Fungsi
Pendidikan/Afektif
Keluarga ingin
anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang layak, namun Ibu S hanya dapat
menyekolahkan anaknya sampai jenjang SMA.
b. Fungsi
Sosialisasi
Keluarga selalu mengajarkan dan menekankan
bagaimana berperilaku seseuai dengan ajaran agama yang dianutnya dalam
kehidupan sehari-hari baik dirumah maupun di lingkungan tempat tinggalnya.
c. Fungsi
Ekonomi
Menurut
keluarga penghasilan yang diperoleh tidak menentu dan hanya cukup untuk
kebutuhan sehari-hari di dalam keluarganya.
d. Fungsi
Pemenuhan (Perawatan/Pemeliharaan Kesehatan)
1. Mengenal
Masalah Kesehatan
An. D mengatakan
warna urinenya kening keruh, tampak kemereahan dan pernah keluar darah saat
berkemih, An. D mengatakan frekuensi berkemih tidak menentu dan biasanya ≤ 3x
sehari, Ibu S mengatakan An. D jarang minum air putih. Keluarga
Ibu S tidak mampu mengenal
masalah kesehatan yang terjadi pada An. D, terlihat dari pengakuan keluarga
pada saat terjadi keluhan An. D Ibu S tidak tahu yang terjadi pada An. D.
2. Mengambil
Keputusan Mengenai Tindakan Kesehatan
Ibu S sudah bisa
memutuskan untuk membawa An. D berobat ke puskesmas namun karena gejala sudah
berkurang Ibu S sudah jarang menyuruh An. D untuk kontrol ulang sehingga saat
ini An. D kembali mengeluh sakit kembali.
3. Kemampuan
Merawat Anggota Keluarga yang Sakit
Ibu S tidak bisa merawat An. D yang mengeluh
sakit dan nyeri saat dirumah dan kadang kala dibiarkan sembuh sendiri.
4. Kemampuan Keluarga Memelihara/Memodifikasi
Lingkungan Rumah Yang Sehat
Tipe
rumah Ibu S tergolong tipe rumah yang sehat namun jarang terawat yang mungkin
tugas Ibu S yang sudah tumpang tindih yang harus merawat An. D dan mencari
nafkah untuk keluarga dan sebagai ibu rumah tangga.
5. Kemampuan
Menggunakan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Keluarga
sudah bisa menggunakan fasilitas kesehatan terdeket untuk menunjang penyembuhan
An. D namun belakangan ini An. D sudah jarang kontrol dan berobat kembali.
e. Fungsi
Religius
Ibu
S dan an. D beragama islam dan sesuai dengan keyakinannya mengerjakan berbagai
kegiatan keagamaan seperti menunaikan ibadah dan pengajian rutin.
f. Fungsi
Reproduksi
Keluarga
ibu S
merupakan keluarga dengan
single parent dan tentu saja tidak mungkin memiliki lagi keturunan.
6.
Stress
dan Koping Keluarga
a. Stressor
(Masalah) Jangka Pendek
Ibu
S
sangat gelisah karena masalah kesakitan yang dialaminya anaknya dan menjadi masalah yang harus diatasi oleh
ibu S.
b. Stress
(Masalah) Jangka Panjang
Keluarga
ibu S tidak memikirkan masalah yang terjadi kedepannya namun hanya focus pada
apa yang terjadi dengan anaknya saat ini.
c. Kemampuan
Keluarga Berespons Terhadap Stressor (Masalah)
Ibu
S dan anaknya sudah berhasil mengatasi masalah stessor yang menimbul kecemasan
pada keluarga dengan sudah membawa an. D ke rumah sakit walaupun masih
mengalami masalah dengan kesehatannya.
d. Strategi
Koping yang digunakan
Ibu
S tidak memikirkan yang menimpa pada keluarganya yang lebih ia utamakan adalah
proses penyelesaian masalah yang terjadi dengan berusaha semampunya membawa dan
mengobati an. D berobat.
e. Strategi
Adaptasi Disfungsional
Keluarga
tidak menunjukkan sikap maupun tindakan yang maladaptif dalam menghadapi
masalah.
7. Harapan Keluarga
Keluarga
ibu S
berharap dengan kehadiran
perawat dapat membantu mereka dalam hal kesehatan dan untuk mengurangi masalah
kesehatan yang sedang dialaminya.
8.
Pemeriksaan
kesehatan tiap anggota keluarga (head to toe)
Ibu. S (KK) : Tanggal 16 Mei 2014
Berat
Badan : 60 kg
Tinggi
Badan : 160 cm
Tekanan
Darah : 120/80 mmHg
Frekuensi
nadi : 60 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
Temperatur
: 37oC
Kepala :
Kepala oval, rambut
ikal merata, bersih,
lebat, lurus dan bebas ketombe.
Mata :
Sklera anemis,
visus normal, tidak
ada tanda-tanda peningkatan TIK.
Hidung :
Tidak bersekret, bersih
dan tidak ada kelainan penciuman.
Mulut : Mukosa lembab, tidak ada kesulitan
menelan , gigi utuh.
Leher : Tidak ada
benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar limpa.
Thorak/
Dada
: Simetris, tidak ada pembengkakan, bunyi jantung dan
paru dalam batas normal.
Abdomen :
Tidak ada distensi, peristaltik (+) dalam batas normal.
Genetalia
: Tidak dikaji dan ada
keluhan.
Ekstremitas : Ekstremitas atas tidak ada udem, nyeri dan bebas
keluhan. Ekstremitas bawah juga tidak ada keluhan
Keadaan Umum :
Compos mentis dengan orientasi yang baik.
Ibu S saat ini tidak ada
masalah kesehatan.
An.
D : Tanggal 16
Mei 2014
Berat
Badan : 55 kg
Tinggi
badan : 170 cm
Tekanan
Darah : 130/70 mmHg
Frekuensi
Nadi : 70 x/menit
Respirasi
:
24 x/menit
Temperatur
: 39 oC
Kepala :
Bentuk oval, rambut
ikal, hitam dan lebat.
Sakit kepala. Tidak ada
benjolan di daerah kranium.
Mata/ wajah : Nervus optikus normal namun
visus dalam batas normal, skera anemis, tidak ada tanda-tanda TIK.
Hidung : Penciuman (nervus olfaktorius) tidak ada
masalah.
Mulut :
Mulut kering,
napas bau, lidah
kotor,
mukosa
kering.
Leher : Terkadang An. D mengeluh nyeri di pundak menjalar ke
leher. Tidak ada pembesaran
kelenjar limpa.
Thorak/ Dada : Dada simetris, nyeri (-), bunyi jantung dan nafas dalam batasan normal.
Abdomen : Adanya nyeri tekan pada simpisis pubis, perut kembung (distensi abdomen).
Genetalia : adanya keluhan pada saat BAK dan sakit saat
berkemih dengan skala nyeri 6-7, rasa terbakar saat berkemih dan pernah keluar
darah saat berkemih, dan keluar urine sedikit-sedikit.
Ekstremitas : simetris kiri dan kanan, tidak ada pembengkakan, ekstremitas hangat dan berkeringat.
Keadaan Umum : lemas dan menahan
rasa sakit dengan skala nyeri 6-7.
B.
Diagnosa
Keperawatan
1.
Analisa
Data
Tabel 3.2 Analisa Data
No
|
Data
|
Masalah
|
Etiologi
|
1
|
Tanggal: 16 Mei 2014
Data Subjektif:
- An. D mengeluh tidak lancar saat buang air kecil, terasa
terbakar dan sakit saat buang air kecil.
- An. D mengatakan gejala ini sudah dialaminya selama
6 bulan terakhir.
- An. D mengatakan sudah jarang kontrol kesehatanya di
rumah sakit/puskesmas.
- Ibu S mengatakan An. D jarang minum air putih dan
sering minum air bersoda dan minuman soft drink lainnya.
-
Keluhan nyeri sudah dirasakan An. D sudah lama namun dibiarkan sembuh
sendiri dirumah tanpa di bawa atau dirawat.
Data Objektif:
-
Ekspresi wajah An. D tampak meringis kesakitan saat di lakukan
pemeriksaan dengan adanya nyeri tekan pada abdomen dan daerah simpisis dan
genetalia.
-
Skala nyeri 6-7 (nyeri sedang).
-
Vital sign; TD : 130/70 mmHg, P: 70x/i, T: 39 oC, RR: 24x/i
|
Nyeri
|
Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit .
|
2
|
Tanggal : 16 Mei 2014
Data Subjektif:
- An. D mengatakan
sakit saat berkemih dan rasa terbakar dan keluar urine sedikit dan
tidak lancar.
- An. D mengatakan warna urinenya kening keruh, tampak
kemereahan dan pernah keluar darah saat berkemih.
- An. D mengatakan frekuensi berkemih tidak menentu
dan biasanya ≤ 3x sehari
- Ibu S mengatakan An. D jarang minum air putih.
Data Objektif:
-
Pada saat palpasi adannya distensi abdomen dan kandung kemih terasa
sakit.
-
Hasil pemeriksaan urine
sebelumnya (tgl: 2 Mei 2014) adanya darah/ hematuria (+) dan adanya penurunan hemoglobin yaitu 11
g/dl.
-
Frekuensi urine ≤ 3x sehari dan jarang minum air yang cukup dengan
karakteristik urine kuning keruh kemerahan.
|
Perubahan pola eliminasi urine
|
Ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang mengalami ISK.
|
3
|
Tanggal: 16 Mei 2014
Data Subjektif:
-
An. D mengatakan tidak selera makan
-
An. D mengatakan jarang makan mulut terasa pahit
-
Ibu S mengatakan menu makan yang disediakan setiap harinya tidak di
habiskan.
-
Ibu S mengatakan hanya makan dengan lauk dan pauk seadanya, dan An. D
lebih suka makan dengan telur saja dan terlalu memilih makanan
Data Objektif:
-
An. D tampak malas makan
-
BB 55 kg dan tidak proporsional dengan bentuk tubuh klien.
-
Penampilan secara umum : kurus
-
Menu makanan keluarga tidak seimbang
|
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
|
Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi menu makanan.
|
2.
Rumusan
Diagnosa Keperawatan
Tabel 3.3 Rumusan Diagnosa Keperawatan
No
|
Diagnosa Keperawatan (PES)
|
1
2
3
|
Nyeri berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit ditandai dengan Data
Subjektif:. An. D mengeluh tidak
lancar saat buang air kecil, terasa terbakar dan sakit saat buang air kecil,
An. D mengatakan gejala ini sudah dialaminya selama 6 bulan terakhir, An. D
mengatakan sudah jarang kontrol kesehatanya di rumah sakit/puskesmas, Ibu S
mengatakan An. D jarang minum air putih dan sering minum air bersoda dan
minuman soft drink lainnya, Keluhan nyeri sudah dirasakan An. D sudah lama
namun dibiarkan sembuh sendiri dirumah tanpa di bawa atau dirawat. Data Objektif: Ekspresi wajah An. D tampak meringis kesakitan saat
di lakukan pemeriksaan dengan adanya nyeri tekan pada abdomen dan daerah
simpisis dan genetalia, Skala nyeri 6-7 (nyeri sedang), Vital sign; TD :
130/70 mmHg, P: 70x/i, T: 39 oC, RR: 24x/i .
Perubahan pola
eliminasi urine berhubungan
dengan Ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami ISK ditandai dengan. Data
Subjektif: An. D mengatakan
sakit saat berkemih dan rasa terbakar dan keluar urine sedikit dan
tidak lancar, An. D mengatakan warna urinenya kening keruh, tampak kemerahan
dan pernah keluar darah saat berkemih, An. D mengatakan frekuensi berkemih
tidak menentu dan biasanya ≤ 3x sehari,
Ibu S mengatakan An. D jarang minum air putih dan sering minum soft drink.
Data Objektif: Pada saat palpasi adannya distensi abdomen dan
kandung kemih terasa sakit, Hasil pemeriksaan urine sebelumnya (2 Mei 2014) adanya
darah/ hematuria (+) dan adanya
penurunan hemoglobin yaitu 11 g/dl, Frekuensi urine ≤ 3x sehari dan jarang
minum air yang cukup dengan karakteristik urine kuning keruh kemerahan.
Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi menu makanan ditandai dengan Data Subjektif: An. D mengatakan tidak selera makan, An. D mengatakan jarang makan
mulut terasa pahit, Ibu S mengatakan menu makan yang disediakan setiap
harinya tidak di habiskan, Ibu S mengatakan hanya makan dengan lauk dan pauk
seadanya, dan An. D lebih suka makan dengan telur saja dan terlalu memilih
makanan. Data Objektif: An. D tampak malas makan, BB 55 kg dan tidak
proporsional dengan bentuk tubuh klien, Penampilan secara umum : kurus, Menu
makanan keluarga tidak seimbang
|
3.
Penilaian
(Skoring) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan 1
Nyeri berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit.
Tabel 3.4: Skoring Diagnosa 1
No
|
Kriteria
|
Skor
|
Pembenaran
|
1
|
Sifat masalah:
tidak/ kurang sehat
|
3x 1 = 1
3
|
Masalah sakit
saat BAK sudah terjadi selama 2 minggu dan merupakan keluhan utama klien.
|
2
|
Kemungkinan
masalah dapat diubah: sebagian
|
1x2 = 1
2
|
Nyeri bisa
diatasi dengan perawatan di pelayanan kesehatan dengan pemberian antibiotik
dan analgesik namun klien sudah jarang berobat ke rumah sakit sehingga perlu
memotivasi keluarga agar dapat menjalani perawatan yang optimal di tempat
pelayanan kesehatan .
|
3
|
Potensial
masalah untuk dicegah : tinggi
|
3x1 = 1
3
|
Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada sehingga masalah dapat dicegah dengan optimal seperti dengan terapi
antibiotik dan analgesik.
|
4
|
Menonjalnya
masalah: masalah berat dan harus segera ditangani.
|
2x1 = 1
2
|
Keluarga dan
klien mengeluh dengan adanya rasa tidak nyaman karena nyeri, sehingga
keluarga menginginkan nyeri dapat segera diatasi dan merupakan keluahan utama
dari rasa sakit yang timbul.
|
Total skor
|
4
|
Diagnosa Keperawatan 2
Perubahan
pola eliminasi urine
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang mengalami ISK.
Tabel
3.5: Skoring
Diagnosa 2
No
|
Kriteria
|
Skor
|
Pembenaran
|
1
|
Sifat masalah:
tidak/kurang sehat.
|
3x 1 = 1
3
|
An. D mengeluh sakit saat buang air kecil dan hasil pemeriksaan urine
terdapat bercak darah.
|
2
|
Kemungkinan
masalah dapat diubah: sebagian
|
1x2 = 1
2
|
Perubahan eliminasi dapat diubah dengan
penatalaksanaan yang tepat dan berkelanjutan yang diantaranya minum
sedikitnya 6-8 gelas air putih perhari untuk mendorong fungsi ginjal.
|
3
|
Potensial
masalah untuk dicegah: cukup
|
2x1 = 2/3
3
|
Masalah sudah
terjadi dan kemungkinan untuk untuk mengubahnya bisa dilakukan oleh klien
dengan perawatan dan pengobatan seperti terapi antibiotik, minum air putih
yang cukup, hygiene perineum yang tepat dan berkemih sering dan tidak menehan
rasa ingin berkemih.
|
4
|
Menonjolnya
masalah:
masalah berat
harus segera ditangani
|
2x1 = 1
2
|
Respons klien
dan keluarga terhadap masalah yang terjadi sangat berat dan membuat keluarga cemas
dengan kondisi yang dialami klien karena ketakutan klien saat berkemih akan
timbul rasa sakit, rasa terbakar dan keluar darah.
|
Total skor
|
3 2/3
|
Diagnosa
Keperawatan 3
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi menu makanan.
Tabel 3.6: Skoring Diagnosa 3
No
|
kriteria
|
Skor
|
Pembenaran
|
1
|
Sifat masalah:
ancaman kesehatan
|
2x 1 = 2/3
3
|
Salah satu gambaran klinis pada ISK adalah penurunan
berat badan. Penurunan berat badan akan menjadi ancaman kesehatan jangka
panjang bagi klien jika status nutrisi klien juga tidak didukung dengan
pemenuhan nutrisi yang adekuat yang tentunya dengan menu makanan yang sehat
dan berimbang.
|
2
|
Kemungkinan
masalah dapat diubah: sebagian
|
1x2 = 1
2
|
Masalah akan
cepat terselesaikan dengan status nutrisi yang adekuat, namun hal ini tentu
tak mudah dengan status ekonomi keluarga yang tidak mendukung untuk memenuhinya
dan juga keadaan klien yang mengalami penurunan nafsu makan dan terlalu
memilih menu makanan kesukaan.
|
3
|
Potensial
masalah untuk dicegah: cukup
|
2x1 = 2/3
3
|
Masalah dapat
dicegah karena belum memperlihatkan dampak yang dapat mempengarahi status
kesehatan sekarang ini sehingga keluarga bisa mencegahnya sedini mungkin
dengan pola makanan yang sehat.
|
4
|
Menonjolnya
masalah: masalah ada tapi tidak perlu segera diatasi.
|
0x1 = 0
2
|
Keluarga tidak
melihat masalah ini sebagai ancaman kesehatan klien sehingga keluarga tidak
mengetahui bahwa penurunan berat badan klien sebagai masalah kesehatan.
|
Total skor
|
2 1/3
|
4.
Priotitas
Diagnosa Keperawatan
Tabel 3.7: Prioritas Diagnosa Keperawatan
Prioritas
|
Diagnosa Keperawatan
|
Skor
|
1
|
Nyeri berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit.
|
4
|
2
|
Perubahan pola eliminasi
urine berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami ISK.
|
3 2/3
|
3
|
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan Ketidakmampuan
keluarga dalam memodifikasi menu makanan.
|
2 1/3
|
0 Response to "Asuhan Keperawatan keluarga Ibu S terutama An. D yang mengalami masalah kesehatan Infeksi Saluran Kemih (ISK)"
Post a Comment